Nadiem Makarim Bicara soal Persaingan Go-Jek dan Grab

5 Juli 2018 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Go-Jek baru saja mengumumkan manuvernya dalam mengembangkan bisnisnya yang lebih luas. Tak hanya di Indonesia, Go-Jek siap meluncur di negara lain dalam waktu dekat, yaitu di Thailand dan Vietnam, juga Singapura dan Filipina setelahnya.
ADVERTISEMENT
Tentunya, hal ini membuat Go-Jek akan semakin berhadapan langsung dengan Grab yang saat ini menguasai pasar transportasi online di Asia Tenggara. Pendiri dan CEO Grab, Anthony Tan, adalah kawan CEO dan juga pendiri Go-jek, Nadiem Makarim, saat keduanya kuliah di Harvard Business School, AS.
Dengan persaingan bisnis yang terjadi sekarang antara Go-Jek dan Grab, Nadiem mengakui ia dan Anthony kini jadi "jarang mengobrol," seperti dikutip dari CNBC. Meski begitu, tekanan yang didapatkannya dari persaingan ini ia akui telah membantunya bergerak maju.
"Ini sulit ketika Anda sekarang berada di situasi ini, ketika Anda sedang berada di dalam pertarungan, ketika Anda berada di lubang dan ada banyak perkelahian di dalamnya," ujarnya, kepada CNBC.
ADVERTISEMENT
"Tapi ketika Anda mengambil langkah maju dan menyadarinya, sebenarnya, persaingan itu diperlukan sebagai persyaratan untuk mengukur sesuatu, dan mengubahnya," lanjut Nadiem.
Gojek. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Gojek. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Ia mengatakan, lawan Go-Jek sebenarnya adalah cara-cara lama dalam melakukan sesuatu yang harus diubah.
"Anda melihat dengan cara yang aneh jika musuh Anda justru seperti sosok yang memberikan dukungan dalam pertarungan melawan musuh yang sebenarnya, yaitu cara lama dalam melakukan berbagai hal. Itu persaingan sebenarnya yang kami hadapi," jelas Nadiem.
Harapan Nadiem kini adalah Go-Jek bisa memotivasi entrepreneur lain baik di Indonesia maupun negara lain, agar memanfaatkan teknologi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Langkah Go-Jek memang sudah meyakinkan untuk menjadikan aplikasinya sebagai aplikasi on demand yang dapat melayani berbagai hal. Dan Nadiem sendiri memiliki mimpi nama Go-Jek akan terus menjadi perbincangan puluhan tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Saya harap Go-jek akan dibicarakan 10 tahun ke depan, atau 20 tahun, sebagai perusahaan yang membuktikan jika teknologi adalah kunci yang mengembangkan ekonomi, membuatnya 'melompat' ke tingkat evolusi masyarakat selanjutnya," ucapnya.
Kini, valuasi Go-Jek diperkirakan nyaris mencapai angka 5 miliar dolar AS atau setara Rp 73 triliun.