Nilai Investasi ke Startup Indonesia Capai Rp 39 Triliun

19 September 2017 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tony Keusgen, Managing Director Google Indonesia (Foto: Google)
zoom-in-whitePerbesar
Tony Keusgen, Managing Director Google Indonesia (Foto: Google)
ADVERTISEMENT
Perkembangan perusahaan rintisan atau startup di bidang digital Indonesia terus bertumbuh pesat. Hal ini membuat banyak investor baik dari dalam maupun luar negeri yang menyasar startup untuk memperluas bisnis mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil riset Google dan AT Kearney, nilai investasi ke startup di Indonesia tumbuh 68 kali lipat dalam 5 tahun terakhir, dari angka 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18 triliun pada 2016 jadi 3 miliar dolar AS atau Rp 39 triliun di Agustus 2017.
Riset bertajuk "Indonesia Venture Capital Outlook 2017" yang dilakukan dari Mei hingga Agustus 2017 ini, menunjukkan lanskap startup di Indonesia masih berada di tahap awal dan kemajuan yang super pesat akan terus berlangsung, terutama pada kategori e-commerce dan transportasi.
Sejak 2012 hingga saat ini, investasi startup di Indonesia didominasi kategori e-commerce yang mencapai 58 persen dan transportasi 38 persen.
Pertumbuhan ini dipimpin oleh 3 startup yang telah mencapai predikat unicorn di Indonesia, yaitu Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka. Mereka adalah perusahaan yang valuasinya telah menembus 1 miliar dolar AS.
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Perusahaan aplikasi on-demand Go-Jek diketahui mendapat suntikan dana dari Tencent sebesar 1,2 miliar dolar AS. Sementara Tokopedia baru saja mengumumkan telah mendapat kucuran dana 1,1 miliar dolar AS yang dipimpin Alibaba, sedangkan Traveloka sebesar 500 juta dolar AS dari JD.com.
ADVERTISEMENT
Tapi, ke depannya diyakini tidak hanya startup e-commerce dan transportasi saja yang mendominasi, tapi juga bisa dari kategori lainnya yang akan unjuk gigi nantinya, seperti fintech yang memberi solusi keuangan berbasis teknologi dan healthtech atau kesehatan berbasis yang memanfaatkan teknologi canggih.
Menurut data tersebut, pada 2016 lalu total investasi startup di kawasan Asia Tenggara mencapai 6,8 miliar dolar AS, di mana 19 persennya didominasi investasi di startup Indonesia. Sementara negara terbesar adalah Singapura dengan 41 persen.
Di tahun 2017 sendiri, hingga Agustus kemarin sudah ada 53 kesepakatan investasi yang terjalin, dengan nilainya yang mencapai 3 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Melihat fakta-fakta ini, Google dan AT Kearney meyakini pasar startup di Indonesia akan semakin besar ke depannya. Untuk mempercepat kemajuan itu, ada 4 area yang jadi sorotan dalam ekosistem startup di Indonesia, yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), insentif perpajakan, opsi pendanaan, serta kemudahan memfasilitasi startup.