Norwegia Ucapkan Selamat Tinggal pada Radio FM

6 Januari 2017 14:55 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Radio, salah satu teknologi media massa. (Foto: Pixabay)
Teknologi radio FM masih jadi pilihan media informasi dan hiburan bagi segelintir orang, terutama mereka yang berada di mobil untuk membunuh rasa jenuh di perjalanan. Sayang, teknologi ini dinilai tidak lagi efisien bagi pemerintah Norwegia yang pekan depan akan mematikan jaringan radio berbasis Frequency Modulation (FM).
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah Norwegia ini menimbulkan kritik dari para pengamat. Dilansir Reuters, pemerintah Norwegia dianggap terlalu terburu-buru mengimplementasikan teknologi radio Digital Audio Broadcasting (DAB) yang dinilai belum populer.
Kritikus berpendapat orang-orang bisa ketinggalan informasi peringatan darurat yang biasa disebarluaskan melalui radio, mengingat di jalanan Norwegia terdapat 2 juta mobil yang tidak memiliki sistem penerima DAB.
Menurut polling yang dilakukan harian Dagbladet pada bulan lalu, sebanyak 66 persen warga Norwegia menolak dimatikannya radio FM, sementara 17 persen mendukung, dan sisanya netral.
Pemerintah Norwegia sudah memutuskan rencana ini sejak bulan lalu, dengan pertimbangan teknologi digital untuk media radio bisa lebih efisien sehingga memungkinkan kehadiran saluran radio yang lebih banyak.
Negara-negara lain ternyata memiliki rencana serupa. Swiss merencanakan ikut mematikan radio FM pada 2020, lalu ada Inggris dan Denmark yang juga mempertimbangkan hal tersebut. Transisi ke sistem DAB, seperti di Norwegia, dapat memperkuat pertimbangan negara-negara ini untuk mematikan jaringan radio FM.
ADVERTISEMENT
'Kematian' jaringan radio FM di Norwegia akan dimulai di kota Bodoe pada 11 Januari mendatang. Pada akhir tahun, semua siaran radio nasional berbasis teknologi FM akan ditutup dan transisi menuju DAB. Para pencetus ide ini berpendapat teknologi digital dapat mengurangi hambatan suara dan memberikan suara yang lebih jelas untuk menembus fyord dan pegunungan.
"Kami adalah negara pertama yang mematikan jaringan FM tapi ada beberapa negara yang juga akan melakukan hal sama," ujar Ole Joergen Torvmark, kepala Radio Digital Norwegia, sebuah unit yang dimiliki oleh lembaga penyiaran nasional NRK dan P4 untuk membantu proses transisi.
Torvmark mengatakan mobil-mobil menjadi tantangan terbesar dalam transisi ini, karena sebuah adaptor untuk tape mobil yang mengkonversi teknologi radio FM menuju DAB harganya cukup tinggi, sekitar 174 dollar AS.
ADVERTISEMENT
Anggota parlemen Norwegia bernama Ib Thomsen, adalah seorang yang dengan lantang menentang keputusan tersebut. "Kita belum siap untuk ini (mematikan radio FM)," ujar Thomsen. "Ada dua juta mobil di jalanan Norwegia yang belum memiliki sistem penerima DAB, dan jutaan radio di rumah-rumah Norwegia tak dapat bekerja lagi setelah FM dimatikan. Jadi, ada pertimbangan keamanan juga," lanjutnya.
Di negara lain seperti Inggris, baru akan memberlakukan penghentian jaringan FM setelah jumlah pendengar radio teknologi digital mencapai 50 persen. Kemungkinan akhir 2017 hal tersebut akan tercapai, ujar juru bicara Digital Radio Inggris Raya, Yvette Dore.
Ilustrasi Bendera Inggris (Foto: Pixabay)
Peralihan teknologi radio dari FM menuju DAB lambat laun akan terjadi di Indonesia yang sebagian warga di kota besarnya suka mengendarai mobil pribadi. Sebelum peralihan teknologi radio ini terjadi di Indonesia, sebaiknya selesaikan dulu peralihan teknologi televisi analog ke digital agar semua berjalan mulus dan sumber daya spektrum frekuensi jadi lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Penampakan Radio Jadul (Foto: pixabay.com)