Oppo dan Samsung Saling Klaim Jadi Nomor 1 di Pasar Ponsel Indonesia

22 Agustus 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsung dan Oppo. Foto: Reuters, Oppo
zoom-in-whitePerbesar
Samsung dan Oppo. Foto: Reuters, Oppo
ADVERTISEMENT
Peta persaingan brand smartphone paling laris di Indonesia sedang memanas. Ada riset-riset pangsa pasar yang memiliki laporan berbeda seperti Canalys yang menempatkan Oppo di posisi pertama, sementara menurut Counterpoint, Samsung yang masih nomor satu.
ADVERTISEMENT
Kemudian dalam peluncuran Galaxy Note 10 yang digelar di Jakarta, Rabu (21/8), Samsung menegaskan posisinya masih nomor satu berdasarkan laporan lembaga riset global GfK.
Menanggapi perbedaan hasil riset kedua lembaga tersebut, PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto, menyebut pihaknya tidak ambil pusing. Menurutnya, yang terpenting ialah klaim yang dibuat Oppo berdasarkan hasil riset yang datanya sudah dipublikasi.
Ketika ditanya soal data GfK dari Samsung, Aryo menjawab, “Data publiknya ada enggak? Data publiknya ada baru kita rilis. Saya waktu itu udah mau nyebut nomor satu tapi saya enggak bisa ngomong karena enggak ada data publik Canalys ini. Harus ada data publik. Publik harus bisa lihat.”
Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia. Foto: Aulia Rahman/kumparan
Sebelumnya, menurut laporan riset Canalys pada kuartal kedua 2019, Oppo menggeser Samsung di posisi puncak dengan raihan pangsa pasar sebesar 26 persen. Pertumbuhan yang dialami Oppo sebesar 54 persen YoY (Year-on-Year) dalam periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Samsung mengungkapkan hasil riset GfK masih menempatkan mereka di puncak daftar brand smartphone terlaris di Indonesia dengan raihan pangsa pasar mencapai 50 persen hingga Juni 2019.
Samsung percaya diri kalau perusahaannya masih jadi yang paling unggul di pasar smartphone Indonesia. Menurut Head of Product Marketing Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant, lembaga riset GfK memiliki kredibilitas yang tinggi dan terpercaya.
Denny Galant, Head of Product Samsung Electronics Indonesia. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
"Sampai saat ini, kami yakin, kami tetap terbaik. kami memegang teguh laporan riset internal kami dan riset GfK yang merupakan lembaga riset global di industri smartphone. Saat ini masih mencapai 50 persen. Tapi yang paling penting adalah memberikan yang terbaik untuk memenuhi konsumen," ungkap Denny, ketika ditemui di sela peluncuran Galaxy Note 10.
ADVERTISEMENT
Beda metode analisis
Perebutan posisi vendor smartphone nomor satu di Indonesia memang didasari oleh hasil lembaga riset yang memiliki kredibilitas yang terpercaya. Namun, baik Canalys maupun GfK memiliki metode yang berbeda dalam menentukan posisi peringkat brand smartphone.
Canalys adalah lembaga riset yang menganalisis jumlah smartphone yang didistribusikan ke suatu negara. Sementara GfK menganalisis jumlah pembelian perangkat yang terjadi di toko offline.
Smartphone Samsung Galaxy Note 10. Foto: Eduardo Munoz/Reuters
Selain Canalys dan GfK, ada juga lembaga riset Counterpoint yang merilis laporan brand smartphone terlaris di Indonesia pada kuartal kedua 2019. Hasilnya posisi puncak masih dikuasai Samsung dengan pangsa pasar 27 persen.
“Masing-masing punya strategi sendiri-sendiri sih yang pasti yang kita lihat itu, Canalys, dia bukan perusahaan ecek-ecek. tapi yang jelas kita bisa lihat dari situ bahwa persentase Oppo bisa lebih besar. Saya sih tidak mau ngomong komentari perusahaan lain,” tandas Aryo.
ADVERTISEMENT