OS Komputer Endless Diklaim Bebas Malware

5 Juli 2017 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Endless Computers, Matt Dalio. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Endless Computers, Matt Dalio. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sistem operasi bernama Endless OS telah hadir di Indonesia. Sebagai pemain baru, Endless harus mampu menjawab pertanyaan calon pengguna mengenai keamanannya, terutama menangkis ransomware Petya yang sedang menghebohkan dunia belakangan ini. Endless Computers, selaku pengembangnya, menjamin sistem operasinya ini aman dari segala ancaman program jahat karena mereka menggunakan sistem file root "read-only" yang dikelola oleh OSTree. "Dengan keamanan berbasis OSTree, data pribadi dijamin aman. Konsepnya mirip sandbox, sistemnya tertutup. Malware tidak bisa menyerang karena sistem filenya cuma read-only. Yang bisa mengubahnya hanya Endless updater," ujar Matt Dalio, di sela acara peluncuran Endless OS di Jakarta, Selasa (4/7).
ADVERTISEMENT
Mereka juga mengklaim keamanan Endless OS selalu diperbarui secara berkala, mulai dari 2 minggu hingga 4 minggu, termasuk pembaruan darurat jika terjadi kasus seperti ransomware WannaCry atau Petya. "Security update kami mengikuti Debian. Begitu ia mengeluarkan update langsung kami juga keluarkan. Tidak menutup kemungkinan update darurat jika muncul kejadian kasus ransomware," ungkap Director Software Engineering Endless Computers, Cosimo Cecchi. Dunia saat ini tengah diteror dengan munculnya program jahat ransomware Petya, yang menyerang jaringan komputer di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat sejak akhir Juni lalu. Hampir semua korbannya menggunakan komputer yang berjalan di sistem operasi Windows keluaran Microsoft. Metode kerja Petya tidak jauh berbeda dengan ransomware pada umumnya. Ia mengenkripsi dokumen pada komputer dan meminta uang tebusan 300 dolar AS dalam bentuk Bitcoin kepada korbannya. Kemudian, korban diminta mengirim email ke [email protected] untuk mengonfirmasi pembayaran uang tebusan. Peretas berjanji akan memberikan kunci dalam bentuk kode untuk membuka dokumen yang terenkripsi --yang nyatanya peretas tak akan pernah mengembalikan dokumen korban.
ADVERTISEMENT