Pendiri Google Ikut Demo Protes Kebijakan Imigrasi Trump

29 Januari 2017 15:36 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sergey Brin (Foto: Getty Images/Tim Mosenfelder)
Pendiri Google yang kini menjabat Presiden Alphabet, Sergey Brin, bergabung dalam barisan demonstrasi warga di Bandara Internasional San Francisco pada Sabtu malam (28/1) waktu setempat, untuk menentang kebijakan imigrasi baru yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Brin mengatakan kepada The Verge, bahwa kehadirannya dalam demonstrasi itu berada "dalam kapasitas pribadi" dan sama sekali tidak mewakili Google ataupun induk perusahaannya, Alphabet.
Seorang jurnalis Forbes bernama Ryan Mac, menulis di akun Twitter-nya, bahwa keikutsertaan Brin dalam demonstrasi ini dilakukan karena dia merasa juga seorang imigran.
Keluarga Brin diketahui datang ke Amerika Serikat dari Uni Soviet pada tahun 1979 untuk menghindari penganiayaan orang Yahudi. CEO Google, Sundar Pichai, juga seorang imigran yang datang dari India.
Perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat percaya bahwa keberagaman sumber daya manusia mampu mendorong percepatan inovasi sehingga membuat perusahaan tumbuh dan berkembang. Keberagaman, dipercaya oleh mereka, akan membuat perusahaan menjadi berwarna.
Pichai telah menulis surat memo kepada para karyawan Google yang sedang bepergian ke luar negeri, untuk segera kembali ke AS. Dia mengkhawatirkan kebijakan macam ini membatasi akses karyawan Google terhadap keluarga yang masih berada di AS. Kebijakan ini dinilainya juga menciptakan hambatan besar dalam membawa talenta besar ke AS.
ADVERTISEMENT
"Kami akan meneruskan pandangan kita tentang masalah ini agar diketahui para pemimpin di Washington dan di tempat lain," tulis Pichai.
Sejak masa kampanye pemilihan presiden AS 2016, sejumlah perusahaan teknologi besar di AS telah menunjukkan sikap anti Trump karena sejumlah rencana kebijakan yang menentang imigran. Presiden Trump mengatakan tindakan itu bertujuan memerangi terorisme, tetapi para kritikus mengecam tindakan itu diskriminatif.
Selain membatasi kedatangan imigran dari sejumlah negara, Trump juga berencana membangun tembok untuk membatasi warga Meksiko masuk ke AS secara ilegal.
Kebijakan baru Presiden Trump ini juga dikecam oleh Apple, Facebook, dan Twitter. Kritik tajam datang dari pendiri dan CEO Twitter yang menyatakan bahwa kebijakan ini "menjengkelkan." Padahal, menurutnya, negara telah mendapatkan banyak manfaat dari kehadiran para pengungsi dan imigran ke AS.
ADVERTISEMENT