Pendiri WhatsApp Jan Koum Mundur di Tengah Isu Privasi Facebook

1 Mei 2018 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jan Koum, CEO WhatsApp. (Foto: Mike Blake/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Jan Koum, CEO WhatsApp. (Foto: Mike Blake/Reuters)
ADVERTISEMENT
Kabar mengejutkan disampaikan oleh salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum. Melalui akun Facebook pribadinya, Koum memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO perusahaan dan meninggalkan Facebook, induk usaha WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Tidak diketahui apa alasan Koum memilih keputusan ini. Menurut laporan The Washington Post, Koum pergi karena berselisih paham dengan cara Facebook mengelola privasi dan enkripsi data pengguna. Apalagi Facebook saat ini terlibat masalah dalam isu penyalahgunaan data pengguna oleh Cambridge Analytica, yang terungkap beberapa bulan yang lalu.
Postingan Koum di Facebook tidak menyebutkan secara tersirat gejolak atau keresahannya yang menyebabkan ia meninggalkan perusahaan media sosial yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini. Koum hanya mengatakan keinginannya untuk sejenak menyibukkan diri di luar industri teknologi yang membesarkannya.
"Saya akan pergi pada saat orang menggunakan WhatsApp dengan lebih banyak cara daripada yang dapat saya bayangkan. Tim lebih kuat dari sebelumnya dan akan terus melakukan hal-hal menakjubkan. Saya (akan) meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang saya nikmati di luar teknologi, seperti mengoleksi mobil keren Porsche dan bermain frisbee. Dan saya masih mendukung WhatsApp - hanya dari luar. Terima kasih kepada semua orang yang telah membuat perjalanan ini menjadi nyata," ucap Koum.
CEO dan kreator WhatsApp, Jan Koum. (Foto: Jan Koum via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan kreator WhatsApp, Jan Koum. (Foto: Jan Koum via Facebook)
CEO Facebook Mark Zuckerberg sudah menanggapi kepergian Koum. Miliader muda ini mengatakan, “Jan: Saya akan merindukan bekerja sangat dekat dengan Anda. Saya bersyukur atas semua yang telah Anda lakukan untuk membantu menghubungkan dunia, dan untuk semua yang telah Anda ajarkan kepada saya, termasuk tentang enkripsi dan kemampuannya untuk mengambil alih kekuasaan dari sistem terpusat dan mengembalikannya ke tangan orang-orang. Nilai-nilai itu akan selalu menjadi jantung dari WhatsApp.”
ADVERTISEMENT
Koum, bersama rekannya sesama pendiri WhatsApp, Brian Acton, menjual perusahaan ke Facebook pada tahun 2014 seharga 19 miliar dolar AS. Mereka mendapatkan saham senilai 3 miliar dolar AS.
Jan Koum dan Brian Acton. (Foto: Sequoia Capital via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Jan Koum dan Brian Acton. (Foto: Sequoia Capital via Wikimedia Commons)
Alasan mundur polemik privasi
The Washington Post melaporkan, baik Koum dan Acton adalah pendukung hak privasi. Keduanya berjanji untuk menjaga kesucian data pengguna WhatsApp ketika menjualnya ke Facebook. Namun, Facebook mendorong WhatsApp untuk mengubah persyaratan layanannya tahun lalu untuk memberikan akses jaringan sosial yang lebih besar ke nomor telepon pengguna WhatsApp.
Facebook juga mendorong profil pengguna menjadi terpadu dengan seluruh produk dan layanannya yang dapat digunakan untuk penambangan data dan penargetan iklan, serta sistem rekomendasi yang menyarankan teman Facebook berdasarkan kontak WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Perubahan model bisnis aplikasi pesan instan ini juga memicu ketegangan antara Koum dan Facebook. Yang paling diingat adalah ketika perusahaan menghapus biaya langganan tahunan WhatsApp sebesar 0,99 dolar AS
Hal itu dilakukan dengan alasan meningkatkan pertumbuhan pengguna dan mencari iklan serta metode lain, seperti membiarkan pebisnis mengobrol langsung dengan pelanggan, sebagai sumber potensial pendapatan.
Rencana untuk membawa bisnis ke platform itu sangat ditentang, karena Facebook dilaporkan ingin melemahkan enkripsi WhatsApp untuk membiarkan bisnis membaca pesan pengguna.
Ilustrasi WhatsApp (Foto: REUTERS/Thomas White)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi WhatsApp (Foto: REUTERS/Thomas White)