Peneliti: Batasi TV dan Gadget pada Anak 1,5 Jam per Hari

26 November 2017 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batasi Waktu untuk Bermain Gadget (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Batasi Waktu untuk Bermain Gadget (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang tua membiarkan anak-anak mereka terbiasa menggunakan gadget dan menonton televisi (TV) sejak kecil. Salah satu alasannya, agar anak-anak mereka bersikap anteng.
ADVERTISEMENT
Saat anak-anak mereka asyik sendiri, para orang tua itu merasa bisa lebih leluasa melakukan kegiatan-kegiatan lain. Perilaku orang tua yang membiarkan anak-anak mereka terbiasa di depan layar TV dan gawai inilah yang kemudian membuahkan peringatan dari banyak ilmuwan.
Baru-baru ini sekelompok pakar kesehatan anak di Eropa mempublikasikan hasil penelitian mereka soal konsumsi televisi dan gadget pada anak-anak. Hasilnya, sebagaimana dilansir The Telegraph, Rabu (22/11), terlalu berlebihan menonton TV dan bermain gadget dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Hasil penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal kesehatan anak, Acta Paedatrica, itu menunjukkan rata-rata balita di Eropa menghabiskan waktu menonton TV 1 jam per hari. Adapun untuk kalangan anak usia 9 tahun di Eropa, kegiatan menonton TV meningkat hingga mencapai 7,25 jam per hari.
Anak sedang menonton sebuah acara tv. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak sedang menonton sebuah acara tv. (Foto: Thinkstock)
Adamos Hadjipanayis, ketua tim penelitian tersebut yang juga anggota European Academy of Paediatrics, mengatakan orang tua harus lebih terlibat dalam memperhatikan kebiasaan dan pola makan anak untuk menghindari obesitas.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan penggunaan media sosial dan TV pada malam hari mengganggu waktu tidur pada anak. Hal ini mereka sebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan risiko obesitas.
Hadjipanayis menganjurkan, "Orang tua harus membatasi waktu menonton TV dan menggunakan komputer dan perangkat lainnya pada anak menjadi 1,5 jam saja per hari.”
Di samping itu, penelitian tersebut juga menyarakan agar para orang tua tidak menaruh TV di dalam kamar anak-anak serta selalu matikan TV selama waktu makan dan waktu belajar.
Para orang tua juga diminta untuk mematikan TV ketika iklan dan tidak memberikan smartphone kepada anak-anak sebelum anak-anak itu berusia 12 tahun.
Selain itu, para orang tua juga diimbau untuk mencontohkan gaya hidup tanpa gawai pada anak dengan mengurangi konsumsi gawai untuk diri sendiri serta mengurangi nonton TV.
ADVERTISEMENT
Semua cara tersebut, para peneliti tadi katakan, perlu dilakukan untuk mencegah obesitas pada anak-anak.
Ilustrasi anak menonton tv. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menonton tv. (Foto: Thinkstock)
Pertanyaannya, apakah anak-anak di Indonesia juga terancam untuk terjangkit penyakit obesitas seperti anak-anak di Eropa?
Pada 2014, Kementerian Informasi Republik Indonesia dan UNICEF pernah melakukan penelitian soal penggunaan internet pada anak-anak dan remaja di Indonesia. Hasilnya, 79,5 persen anak-anak dan remaja Indonesia adalah pengguna internet.
Itu artinya, sekitar 8 dari 10 anak-anak dan remaja di Indonesia telah terbiasa menggunakan komputer atau gawai untuk mengakses internet.
Dengan demikian, potensi terjadinya peningkatan risiko obesitas akibat telalu lama menggunakan gawai dan menonton TV pada anak-anak dan remaja di Indonesia pun ada seperti anak-anak di Eropa sana.
Jadi, jika ingin menjadi orang tua yang baik, yuk mari mulai batasi lama konsumsi televisi dan komputer pada anak-anak anda!
ADVERTISEMENT