Pepper, Robot Pertama yang Jadi Saksi di Sidang Parlemen

20 Oktober 2018 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot Pepper (Foto: Parliament TV)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Pepper (Foto: Parliament TV)
ADVERTISEMENT
Partisipasi robot di kehidupan manusia semakin terlihat. Untuk pertama kalinya, sebuah robot unjuk kebolehan memamerkan kecerdasannya dengan menjadi saksi panitia terpilih di sebuah sidang parlemen di Inggris.
ADVERTISEMENT
Robot bernama Pepper tersebut dikembangkan oleh SoftBank Robotics. Kehadiran Pepper memang dirancang untuk memberikan pemikirannya tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat membantu dunia dalam pendidikan.
Robot Pepper dilengkapi dengan empat mikrofon, dua kamera HD, dan layar sentuh yang dipasang di dada. Di sidang parlemen, Pepper terlibat dalam penelitian bersama Middlesex University London. Anggota parlemen juga menegaskan, robot ini bergabung untuk berbicara dengan komite terpilih dan bukan sekadar gimmick agar viral di internet.
“Ini bukan tentang seseorang yang membawa robot mainan elektronik dan melakukan demonstrasi. Ini tentang menunjukkan potensi robotik dan kecerdasan buatan dan dampaknya pada keterampilan,” kata ketua Komite, Robert Halfon, dilansir Metro.
Robot Pepper (Foto: Parliament TV)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Pepper (Foto: Parliament TV)
Ketika mendapat giliran berbicara, robot Pepper mampu dengan fasih menjawab setiap pertanyaan di depan komite ketika ditanya tentang perannya di universitas. Ia mempresentasikan tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat membantu merawat program lansia dan memudahkan universitas untuk mengajarkan Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) kepada calon mahasiswa baru.
ADVERTISEMENT
Robot akan memiliki peran penting untuk dimainkan, tetapi kami juga akan membutuhkan soft skill yang unik bagi manusia untuk merasakan, membuat dan mendapatkan nilai dari teknologi,” tegas Pepper, kepada anggota komite ketika ditanya seperti apa masa depan robot bagi manusia.
Ide di balik rapat komite ini adalah untuk mendiskusikan bagaimana kecerdasan buatan dan otomatisasi akan memainkan peran penting dalam masyarakat dunia ke depannya.
Selain itu, rapat tersebut juga dinilai penting, untuk memastikan bahwa manusia tidak dikuasai oleh ciptaannya sendiri, serta menjamin teknologi ini bisa berhasil diintegrasikan dan mudah dipahami dalam dunia pendidikan.