Putin: Negara Pemimpin Kecerdasan Buatan Bakal Kuasai Dunia

5 September 2017 7:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vladimir Putin menjamu presiden Belarusia (Foto: REUTERS/Grigory Duko)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin menjamu presiden Belarusia (Foto: REUTERS/Grigory Duko)
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia, Vladimir Putin, ikut bergabung dalam 'perang pendapat' terkait pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Saat berbicara dengan para mahasiswa pada Jumat (1/9) kemarin, Putin memprediksi negara yang memimpin riset teknologi AI akan mendominasi dunia.
ADVERTISEMENT
"Kecerdasan buatan adalah masa depan, bukan hanya untuk Rusia, tapi juga seluruh umat manusia. Teknologi ini membawa banyak manfaat, tapi juga ancaman yang sulit untuk diprediksi. Siapa pun yang menjadi pemimpin dari teknologi ini akan menjadi penguasa dunia," ujar Putin, dilansir media Rusia, RT.
Pengembangan kecerdasan buatan belakangan ini memang terus menjadi perhatian dan juga pertimbangan keamanan nasional. Saat ini, dua negara terdepan dalam teknologi AI adalah China dan Amerika Serikat, di mana Negeri Tirai Bambu telah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pemimpin terdepan dalam bidang riset AI pada tahun 2030.
Banyak analis yang memperingatkan AS berada dalam bahaya karena tertinggal dalam pengembangan AI, terutama saat pemerintahan Trump bersiap memotong dana untuk riset sains dan teknologi negara.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan memang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara di berbagai bidang, mulai dari industri berat hingga riset medis, tapi teknologi ini juga bisa digunakan dalam perang.
Seperti di film, AI dapat digunakan untuk mengembangkan senjata cyber, dan mengendalikan alat otonom semacam pasukan drone yang bisa dikendalikan untuk mengawasi serta menyerang musuh.
Robot terminator dalam film Terminator (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Robot terminator dalam film Terminator (Foto: Wikimedia)
Baik China maupun AS saat ini sedang melakukan riset soal teknologi tersebut, dan dari pidatonya tersebut, Putin memperkirakan perang di masa depan akan mempertarungkan drone.
"Ketika drone dari satu pihak dihancurkan oleh drone pihak lain, maka ia tidak punya pilihan selain menyerah," lanjut Putin, dilansir Associated Press.
Sebelumnya, pendiri dan CEO Tesla serta SpaceX, Elon Musk, menandatangani sebuah petisi bersama 116 pemimpin teknologi lainnya untuk dikirimkan ke PBB. Petisi itu berisi pernyataan mengenai bagaimana regulasi baru dari pengembangan senjata AI. Kelompok ini menyatakan datangnya teknologi otonom dapat menjadi awal dari revolusi ketiga dalam perang, setelah bubuk mesiu dan senjata nuklir.
ADVERTISEMENT
Meski nantinya benar-benar ada satu negara yang menjadi pemimpin di teknologi ini, Putin tidak ingin melihat negara tersebut melakukan 'monopoli' di lapangan.
"Jika kita menjadi pemimpin di bidang ini, kita akan membagikan apa yang diketahui dan bagaimana tentangnya dengan seluruh dunia, sama seperti bagaimana kita membagikan teknologi nuklir saat ini," tegas Putin.