Riset UI: Pendapatan Driver Go-Jek Lebih Tinggi dari UMR di 9 Kota

22 Maret 2018 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan pengemudi ojek online GO-JEK. (Foto: www.instagram.com/gojekindonesia/)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan pengemudi ojek online GO-JEK. (Foto: www.instagram.com/gojekindonesia/)
ADVERTISEMENT
Saat ini, masyarakat Indonesia di berbagai kota besar sudah semakin akrab dengan hadirnya layanan transportasi online. Sebagai salah satu penggagas layanan tersebut di Indonesia dan juga asli berasal dari Tanah Air, Go-Jek ternyata turut membantu kondisi perekonomian nasional dengan kehadirannya.
ADVERTISEMENT
Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengenai dampak aplikasi Go-Jek terhadap perekonomian Indonesia.
Riset ini melibatkan 7.500 responden yang terdiri dari mitra dan konsumen aktif Go-Jek dalam satu bulan terakhir di 9 wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Dalam riset itu, terungkap jika pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu Go-Jek mencapai angka Rp 3,48 juta per bulan, atau 1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di 9 wilayah survei sebesar Rp 2,8 juta.
Aksi Pengendara Ojek Online di depan Istana Negara (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Pengendara Ojek Online di depan Istana Negara (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Selain itu, LD FEB UI juga mengungkap bahwa terjadi peningkatan pendapatan mitra pengemudi sebesar 44 persen, baik yang sebelumnya pernah bekerja ataupun yang menganggur. Namun seiring dengan peningkatan pendapatan, rata-rata pengeluaran mitra juga meningkat 31 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut Paksi Walandouw, salah satu anggota tim peneliti LD FEB UI, kehadiran Go-Jek pada masyarakat Indonesia akan menyebabkan disruptive force yang berdampak positif terhadap kemajuan di bidang sosial dan ekonomi Indonesia.
"Sebagaimana semua disruptive force, akan ada pergeseran di dalam konsumsi dan ketenagakerjaan pada masa awal, namun diperkirakan pergeseran-persegeran tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga manfaat neto keberadaan Go-Jek pada perekonomian akan terus meningkat di masa depan," kata Paksi, dalam acara pemaparan hasil riset tersebut di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (22/3).
Layanan GoRide dari GoJek (Foto: Go-Jek)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan GoRide dari GoJek (Foto: Go-Jek)
Penelitian berjudul 'Dampak Go-Jek Terhadap Perekonomian Indonesia' itu dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2017 dengan responden yang terdiri dari 3.315 pengemudi roda dua, 3.465 konsumen, dan 806 mitra UMKM.
ADVERTISEMENT
Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) terhadap para responden.
Kini, Go-Jek memiliki lebih dari 1 juta mitra driver yang terdaftar, serta 125 ribu UMKM dan puluhan ribu penyedia layanan lainnya yang beroperasi di 50 kota di Indonesia.