Rudiantara Angkat Bicara soal Jual-Beli Nama Domain Capres-Cawapres

15 Agustus 2018 20:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Rudiantara (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Momen Pilpres (Pemilihan Presiden) yang akan digelar pada 2019 ternyata dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk mengambil keuntungan.
ADVERTISEMENT
Setelah diumumkan nama Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024, beberapa pihak memanfaatkan momen ini dengan membeli nama domain Internet. Pihak ini juga langsung menjual domain atau alamat web yang menggunakan nama kedua paslon tersebut.
Harga yang dijual untuk nama domain Capres-Cawapres ini tidaklah murah. Bahkan, harganya bisa mencapai Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar per domain.
Nama-nama domain itu di antaranya www.prabowosandi.id dan www.prabowosandi.com, yang ditawarkan dengan harga masing-masing Rp 1 miliar.
Kemudian ada juga nama domain untuk paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di antaranya www.jokowimaruf.comdan www.jokowimaruf.id. Harga yang ditawarkan untuk domain-domain tersebut mencapai Rp 2 miliar.
Informasi domain Pandi prabowosandi.com. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Informasi domain Pandi prabowosandi.com. (Foto: kumparan)
Melihat penjualan domain dengan harga selangit itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara. Menurutnya, hal itu tidak bisa dicegah dan sah-sah saja.
ADVERTISEMENT
Pembelian nama domain Internet top level domain macam .com dan .org, atau second level domain seperti .id atau co.id, menganut prinsip pembelian "siapa cepat dia dapat." Si pembeli domain juga bebas menjual kepada pihak mana saja, dengan harga berapa saja. Tergantung kesepakatan.
Informasi domain Pandi jokowimaruf.com. (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Informasi domain Pandi jokowimaruf.com. (Foto: kumparan)
"Itu tidak bisa kita cegah (menjual domain dengan harga tinggi), karena orang kan misalnya nanti Pilpres ada lagi tahun 2024, terus misalnya dari sekarang dia udah nyiapin untuk Capres 2014 dia pegang. Dia bayarnya cuma beberapa dolar AS aja. Kemudian baru dibutuhkan waktu Pilpres 2024, dia jual mahal lagi," jelas Rudiantara, saat ditemui seusai konferensi pers Go-Jek, Jakarta, Rabu (15/8).
Menurutnya, tidak ada yang salah dengan penjualan domain seperti itu karena merupakan langkah yang memanfaatkan momen.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, bisa jadi setelah ini akan ada banyak pihak yang mencoba memanfaatkan momen serupa. Tapi tentunya mau tak mau harus memprediksi juga dari jauh hari siapa Capres-Cawapres di Pilpres selanjutnya.