news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rudiantara: Startup Pendidikan atau Kesehatan Bisa Jadi Unicorn Baru

26 Oktober 2018 17:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkoinfo Rudiantara dan Menkeu Sri Mulyani di acara Media Forum yang bertemakan Creative and Innovative Financing: Showcasing Indonesia Model di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkoinfo Rudiantara dan Menkeu Sri Mulyani di acara Media Forum yang bertemakan Creative and Innovative Financing: Showcasing Indonesia Model di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengargetkan jumlah startup unicorn dari Indonesia kembali bertambah menjadi lima.
ADVERTISEMENT
Setelah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berharap bakal ada satu lagi startup unicorn di Indonesia.
Rudiantara memprediksi hal itu akan terwujud pada tahun 2019. Menurutnya, startup unicorn kelima di Indonesia ini nantinya bukan berasal dari bidang fintech (financial technology).
"Saat ini (startup) fintech banyak. Traksinya bagus, tapi GMV-nya itu belum banyak, belum besar. Total industrinya, perputarannya belum banyak hanya Rp 9 triliun, yang lain lebih besar. Itu bagus di masa depan," ucap Rudiantara, tentang potensi startup fintech jadi unicorn, di acara Ideafest 2018, Jakarta, Jumat (26/10).
Menurutnya, justru startup dari bidang pendidikan dan kesehatan yang lebih berpotensi menjadi unicorn baru di Indonesia.
"Secara teoritis, yang paling memungkinkan itu edutech (education technology). Karena belanja terbesar APBN kita 20 persen di pendidikan, kemudian health tech, kenapa? Karena 5 persen belanja APBN kita di kesehatan. Itu yang akan besar," jelasnya.
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)
Perputaran uang yang ada di dua bidang tersebut dianggap bisa memajukan startup-startup untuk mengembangkan pasar dan produknya. Untuk menyandang gelar unicorn, sebuah startup harus memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp 15,2 triliun).
ADVERTISEMENT
"Ya bayangkan 20 persen di APBN itu mencapai Rp 400 triliun itu baru uang pemerintah aja, belum swasta. Jadi perputaran uang yang banyak bisa mengembangkan startup-startup yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan," jelas Rudiantara.
Meski telah menyebutkan prediksi bidang startup yang bisa meraih gelar unicorn, pria yang akrab disapa Chief RA itu tidak bisa memastikan nama-nama kandidatnya. Rudiantara juga menyebutkan jika bisa saja di tahun 2019, Indonesia memiliki lebih dari lima startup yang bergelar unicorn.
Ia menjelaskan pemerintah terus memfasilitasi dan melakukan akselerasi terhadap startup-startup di Indonesia. Menurutnya, bisa saja sebelum tahun 2020 bakal ada lebih dari lima startup di Indonesia.