Saran Ketua Asosiasi eSports ke Gamer PUBG: Main Cukup 2 - 3 Jam

27 Maret 2019 6:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eddy Lim, Ketua IESPA. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eddy Lim, Ketua IESPA. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Game bergenre battle royale PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) tengah menjadi sorotan di Indonesia. Game tersebut dianggap bisa menimbulkan aksi kekerasan, berkaca dari kasus penembakan dua masjid yang terjadi di Selandia Baru beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Untuk menyikapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan pengkajian terhadap game-game yang mengandung unsur kekerasan, seperti PUBG. Bisa saja game-game tersebut masuk dalam fatwa haram MUI atau ada surat rekomendasi soal pengubahan kebijakan peredaran game di Indonesia.
MUI kemudian meminta pendapat dari berbagai pihak dalam membahas dampak PUBG dan game kekerasan lainnya. Salah satunya adalah Indonesia eSports Association (IESPA), selaku organisasi yang menaungi olahraga elektronik yang menggunakan game sebagai alatnya.
Ketua IESPA Eddy Lim sepakat dengan adanya aturan pembatasan bermain game. Menurutnya, pembatasan itu termasuk soal klasifikasi usia, jam bermain, konten game yang bisa berdampak pada pemain.
Game battle royale PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds). Foto: PlayerUnknown's Battlegrounds
Ia juga menegaskan, seluruh kegiatan yang dilakukan secara berlebihan tidak baik, termasuk bermain game hingga berjam-jam sangat tidak disarankan.
ADVERTISEMENT
"Batas usia itu sudah pasti ada regulasi yang atur itu, soal waktu yang harus diperhatikan bermain game PUBG, misalnya, sampai 10 jam itu membuang waktu. Kalau kita main game seperti PUBG itu, disarankan 2-3 jam. Waktu kita main 2-3 jam itu kita dapat banyak benefit, achievement, rewards. Setelah lebih jadi buang waktu karena tidak dapat apa-apa lagi," ungkapnya saat ditemui seusai pertemuan dengan MUI di Jakarta, Selasa (26/3).
Menurut Eddy, developer game sebenarnya lebih mementingkan game yang diciptakannya banyak dimainkan oleh pengguna, bukan pemain yang berlama-lama bermain game, sehingga tidak menimbulkan keuntungan.
"Kita logika saja ya, developer itu buat game ingin dapat yang main banyak. Bukan satu orang yang main 12 jam lebih nonstop. Mereka butuh banyak pemain untuk raih keuntungan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Secara logika bisnis, ya, mereka tidak butuh satu orang yang main selama 12 jam, bayangin saja ada 10 juta orang main 12 jam, ya server dia penuh, investasi juga besar, karena lebih menguntungkan orang yang main satu jam keluar, satu jam keluar, tetapi harus seimbang masuk dan keluar."
Eddy Lim (kanan) Foto: Facebook/ IeSPA
Di negara India, game PUBG Mobile dikabarkan tengah menguji coba pembatasan waktu bermain maksimal 6 jam dalam satu hari. Jika pemain sudah melebihi batas waktu bermain, dan ia akan mendapat notifikasi yang memintanya untuk kembali bermain keesokan harinya.
Sementara di Indonesia, aturan pembatasan bermain game masih dalam pengkajian yang melibatkan Kominfo, KPAI, IESPA, psikolog, dan MUI. Nantinya, Komisi Fatwa MUI akan mengeluarkan keputusan yang bisa berupa fatwa atau rekomendasi yang bisa dijalankan oleh pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang mengikat.
ADVERTISEMENT