Seperti Facebook, Twitter juga Beri Akses Data ke Cambridge Analytica

1 Mei 2018 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Twitter. (Foto: REUTERS/Kacper Pempel)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Twitter. (Foto: REUTERS/Kacper Pempel)
ADVERTISEMENT
Ternyata, tak hanya Facebook yang menjadi korban pengumpulan data yang dilakukan firma analisis Cambridge Analytica. Platform media sosial lain, Twitter turut menjadi salah satu 'ladang' dari Cambridge Analytica dalam melancarkan aksinya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, data jutaan pengguna Facebook digunakan oleh Cambridge Analytica untuk kepentingan politik, terutama dalam kampanye pemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2016 lalu.
Awalnya, peneliti bernama Aleksandr Kogan menciptakan aplikasi kuis bernama 'ThisIsYourDigitalLife' di Facebook yang bertujuan untuk memanen data yang kemudian digunakan oleh Cambridge Analytica. Kogan juga mendirikan perusahaan komersialnya sendiri, bernama Global Science Research (GSR).
Menurut laporan Bloomberg, perusahaan itu diberikan akses data publik di Twitter dalam skala besar dalam satu hari pada tahun 2015. Pada saat itu, GSR mendapatkan satu kali akses API untuk menambang sampel cuitan publik selama lima bulan dalam periode Desember 2014 hingga April 2015.
Meski begitu, Twitter menegaskan tidak ada data pribadi pengguna yang diambil oleh Cambridge Analytica.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan laporan baru-baru ini, kami melakukan peninjauan internal kami sendiri dan tidak menemukan akses ke data pribadi dari pengguna Twitter," kata Twitter, seperti dilansir Bloomberg.
Twitter memang memberikan akses data kepada beberapa perusahaan, pengembang, dan pengguna lewat API (Application Programming Interface) atau software yang bisa meminta dan mendapatkan informasi mengenai data pengguna Twitter.
Kemudian pihak ketiga ini akan menjual data yang telah dikumpulkan kepada organisasi yang biasanya menganalisis peristiwa, sentimen, atau layanan pelanggan.
Ilustrasi Twitter  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Twitter (Foto: Reuters)
Pihak ketiga diberi akses data Twitter mencakup 30 hari terakhir dari cuitan pengguna dan juga cuitan sejak 2006. Untuk mendapatkan akses itu, pelanggan harus menjelaskan apa tujuan mereka untuk menggunakan data tersebut.
Twitter mengaku tidak pernah menjual data pesan pribadi dan pengguna dapat memilih untuk mencantumkan lokasi mereka dalam cuitan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui apa yang dilakukan oleh GSR dengan data pengguna Twitter yang telah dikumpulkannya. Namun, mengingat akses yang diberikan hanya dalam jangka pendek, sepertinya tidak ada indikasi bahwa data tersebut digunakan untuk kampanye kemenangan Donald Trump seperti yang terjadi di Facebook.
Sejak skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, sejumlah perusahaan media sosial tengah mendapat sorotan kuat mengenai perlindungan privasi pengguna.