Smartfren: Jaringan 5G Bukan untuk Perangkat Pribadi

19 Agustus 2019 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Smartfren. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Smartfren. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Smartfren mulai menguji jaringan 5G di Indonesia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta ZTE pada Senin (19/8). Jaringan generasi terbaru yang disebut jauh lebih cepat ketimbang 4G sedang disiapkan untuk hadir di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, jaringan 5G bukanlah untuk perangkat-perangkat personal alias pribadi. Vice President Network dari Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengatakan penggunaan 5G di Indonesia nantinya hanya akan menjadi pelengkap dari jaringan 4G. Adapun target dari 5G itu sendiri akan difokuskan kepada industri otomatisasi.
“Karena memang 5G punya spesifikasi tersendiri. Dan pasar nantinya yang akan sangat-sangat fokus. Kenapa? Karena memang pasarnya adalah seperti pasar industri, mobil, entertainment, yang gede-gede,” beber Munir, saat ditemui dalam uji coba tersebut.
Smartfren uji jaringan 5G di Indonesia. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
“Jangan sampai terpikir bahwa ini akan menggantikan 4G, begitu. Tidak. Tapi compliment. Akan berbarengan. Untuk pelanggan user yang sifatnya handset segala macem pasti akan masih menggunakan 4G," sambungnya.
Meski menganggap bahwa target pasar 5G dan 4G berbeda, Munir tidak menyampingkan kemungkinan penggunaan 5G untuk perangkat personal. Hanya saja, menurutnya, jaringan 5G tidak begitu diperlukan untuk perangkat personal.
ADVERTISEMENT
“Ada (untuk) smartphone, tapi itu kan tertentu, dan tidak semuanya. Lah nanti Smartfren di 5G-nya untuk apa? Pasti tidak hanya untuk WA (WhatsApp),” kata Munir.
Perusahaan telekomunikasi Smartfren. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Senada dengan Munir, Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, mengungkapkan bahwa perkembangan jaringan 5G di Indonesia tidak tentu akan langsung tersedia untuk smartphone. Alasannya, jaringan 5G di Indonesia masih kurang efisien karena frekuensi yang dipakai adalah frekuensi tinggi, sehingga jangkauannya kecil.
“Kalau kemudian layanannya hanya sekadar untuk WhatsApp-an saja, masuk akal enggak? Makanya, aplikasinya pun juga harus dipikirkan dari sekarang. Oh, 5G itu efisien kalau digunakan untuk industri. Spot-nya lebih bagus, satu pabrik,” ujar Merza, saat dijumpai di tempat yang sama.
Menurut Merza, 5G bukanlah solusi untuk penggunaan smartphone sehari-hari, melainkan hal-hal yang lebih besar dan membutuhkan respons cepat.
ADVERTISEMENT