Smartfren Klaim Tidak Rugi Besar karena Mati Listrik Massal

6 Agustus 2019 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor pusat Smartfren di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pusat Smartfren di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemadaman listrik massal melanda sebagian besar wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah pada Minggu (4/8) dan Senin (5/8). Kondisi ini membuat sejumlah layanan ikut lumpuh.
ADVERTISEMENT
Telekomunikasi dan internet menjadi dua dari sekian layanan yang mengalami gangguan selama mati listrik berlangsung. Lumpuhnya kedua layanan tersebut jelas merugikan operator seluler.
Meski begitu, ada satu operator yang mengklaim tidak mengalami kerugian besar selama insiden berlangsung, yakni Smartfren. Menurut Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, pemadaman listrik massal pada akhir pekan lalu itu tidak berpengaruh besar terhadap pendapatan perusahaan.
“Syukur alhamdulillah ternyata tidak terlalu banyak pengaruhnya terhadap kita punya revenue, hanya kemarin hari Minggu mungkin kurang 10 persen, mungkin orang mau top up (tidak bisa), tapi langsung besoknya lumayan naik lagi,” ungkap Djoko, di sela acara peluncuran Xiaomi Redmi 7A di Jakarta, Selasa (6/8).
Deputi CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, pamer aplikasi SmartMusic. Foto: Alfaddillah/kumparan
Djoko mengatakan, total pengguna Smartfren di Indonesia mencapai 20.000 orang. Sementara pelanggan yang terdampak mati listrik diprediksi ada 2.000 orang, dan mayoritas berada di wilayah Jabodetabek dan Bandung.
ADVERTISEMENT
Selama pemadaman listrik berlangsung, Djoko juga bercerita pihaknya mengirim tim ke lapangan yang berjaga 24 jam untuk mengantisipasi pemadaman bergilir yang mungkin akan datang ke depannya. Timnya terus bersiaga menjaga jaringannya agar tidak terdampak dari pemadaman listrik yang dilakukan PLN.
Penyelamatan jaringan dilakukan Smartfren dengan mengerahkan genset, terutama di pusat-pusat jaringan yang penting dan diharuskan selalu menyala agar pengguna bisa selalu terhubung. BTS Smartfren sendiri pun memiliki baterai yang bisa bertahan selama 4 jam.
Ketika baterai habis, tim segera menyalurkan energi dari genset untuk melakukan pengisian daya. Berkat penyimpanan energi listrik itu, Djoko menyebut bahwa Smartfren berhasil menjadi operator seluler yang bertahan paling lama selama pemadaman berlangsung.
“Jadi tim kita enggak tidur, di lapangan enggak tidur, dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin,” cerita Djoko.
ADVERTISEMENT
Pemicu dari padamnya listrik itu sendiri ialah adanya gangguan pada turbin gas di PLTGU Cilegon, Banten, serta transmisi SUTET 500 kV di Jawa Barat.
Khusus SUTET 500 kV, gangguan yang terjadi adalah adanya dua sirkuit yang terganggu. Hal itu mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa.