Starbucks Hingga SPBU Kini Bisa Transaksi Go-Pay via QR Code

Layanan uang elektronik GoPay. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)

Perusahaan ridesharing lokal Go-Jek bergerak cepat dalam mengembangkan platform pembayaran online-nya, Go-Pay. Terbaru mereka mengimplementasikan fitur transaksi via kode respons cepat atau Quick Response Code (QR code).

Fitur teranyar tersebut kini tidak hanya bisa dilakukan untuk pembayaran layanan Go-Jek, seperti Go-Food, Go-Send, dan lain sebagainya, tapi ia juga bisa dipakai untuk pembayaran di luar ekosistem perusahaan.

Vice President Corporate Communication Go-Jek, Michael Reza Say, berkata perusahaannya saat ini telah bergerak membawa transaksi Go-Pay via QR code ke luar layanan Go-Food, seperti membeli kopi di Starbucks, obat di Watsons, buku di Gramedia, hingga bensin di SPBU Pertamina.

Namun, Michael mengaku pembayaran tersebut belum bisa digunakan untuk umum, karena layanan masih dalam tahap uji coba. Ia juga menambahkan belum semua SPBU memiliki teknologi ini.

"Pom bensin saat ini ada di Lenteng Agung, Cikini, dan TB Simatupang, tapi masih belum bisa untuk umum masih dalam percobaan," jelas Michael di acara Go-Food Festival di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Rabu (9/5).

Michael Reza Say, VP Communication Go-Jek. (Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan)

Michael berkata, belum semua mitra enterprise di Indonesia yang bisa mengoperasikan Go-Pay QR code. Starbucks, Watsons, Gramedia, hingga Pertamina, bisa memanfaatkan teknologi tersebut karena sekarang mereka masuk dalam daftar mitra Go-Jek.

"Kita belum tahu pastinya berapa, soalnya 'kan masih baru banget. Nanti kita coba cek," kata Michael.

Saat ini Go-Jek memiliki 150.000 mitra Go-Food, dengan 3.000 di antaranya sudah mendukung layanan transaksi Go-Pay melalui QR code.

Tahun ini Go-Jek fokus mengedepankan layanan Go-Pay. CEO Go-Jek Nadiem Makarim sebelumnya telah menegaskan fitur uang elektroniknya ini akan dibawa ke luar ekosistem Go-Pay pada 2018.

Langkah itu sudah terlihat pada Desember 2017 lalu, dengan mengakuisisi tidak hanya satu tapi tiga perusahaan teknologi finansial sekaligus: Midtrans, Kartuku, dan Mapan.