Startup Rusia Mau Pasang Iklan di Langit, Bagaimana Caranya?

17 Januari 2019 8:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Contoh iklan raksasa di langit (Foto: Cubesats)
zoom-in-whitePerbesar
Contoh iklan raksasa di langit (Foto: Cubesats)
ADVERTISEMENT
Saat ini berbagai perusahaan berusaha untuk menghadirkan iklan terbaik di berbagai platform. Tapi siapa sangka jika langit juga nantinya bisa menjadi tempat dijajakannya iklan.
ADVERTISEMENT
Sebuah startup asal Rusia bernama StartRocket memiliki rencana tersebut. Mereka berharap bisa menggunakan sebuah satelit kubus kecil yang bisa menciptakan tampilan terprogram di langit malam.
Satelit ini akan mengorbit di bagian rendah Bumi dengan ketinggian 400-500 kilometer, menurut situs resmi dari startup tersebut. StartRocket menanamkan teknologi yang memungkinkan satelit-satelit itu bisa merefleksikan cahaya Matahari menjadi suatu bentuk dalam satu piksel.
Karena satelit itu bakal bergantung pada Matahari, maka gambar yang dipancarkan di langit itu hanya bisa ditampilkan pada saat fajar dan senja.
Vlad Sitnikov/Vimeo (Foto: Vlad Sitnikov/Vimeo)
zoom-in-whitePerbesar
Vlad Sitnikov/Vimeo (Foto: Vlad Sitnikov/Vimeo)
Dilansir Science Alert, iklan di langit itu bakal memiliki luas sekitar 50 kilometer persegi. Iklan di langit yang dinamakan 'Orbital Display' ini dapat diprogram untuk menampilkan mulai dari logo hingga orang di langit selama enam menit dan sebanyak tiga atau empat kali dalam sehari.
ADVERTISEMENT
"Kita 'diatur' oleh brand dan event besar. Super Bowl, Coca Cola, Brexit, Olimpiade, Mercedes, FIFA, Supreme, dan tembok Meksiko. Ekonomi adalah darah dari sistem masyarakat. Hiburan dan periklanan adalah jantungnya," ujar Vlad Sitnikov, Project Leader Orbital Display, kepada Futurism.
"Kita akan tinggal di luar angkasa, dan manusia akan mulai mengirimkan budayanya ke luar angkasa. Lewat pionir yang lebih profesional dan berpengalaman akan membuatnya lebih baik untuk semuanya," lanjut Sitnikov.
Namun, lebih baik di sini merupakan opininya sendiri, karena tentu ada polusi cahaya yang dihasilkan dari Orbital Display tersebut.
Ahli astronomi John Barentine dari International Dark Sky Association mengungkap keberatannya dengan wacana Orbital Display. "Itu adalah ancaman bagi riset astronomi. Setiap gerakan cahaya di langit malam bisa mengganggu kemampuan kami untuk mengumpulkan foton dari sumber daya astronomi," ujar Barentine, dilansir Astronomy[dot]com.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam jangka pendek juga sistem Orbital Display itu akan menambah jumlah satelit di luar angkasa yang menambah risiko terjadinya tabrakan. Tapi walau begitu, dalam jangka panjang ini bukanlah masalah karena di ketinggian tertentu satelitnya akan rusak dalam setahun dan bisa terbakar sendirinya saat kembali ke Bumi.
Sejauh ini rencana ini memang masih jauh dari realisasi. Sistemnya belum diuji, belum didanai, dan belum diizinkan menurut regulasi dan hukum baik lokal maupun internasional.