news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Strategi PANDI Tambah Jumlah Domain Internet .id di Luar Negeri

17 Juli 2019 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi internet. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi internet. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) mencatat pengguna nama domain internet .id mencapai 318.090 per Juni 2019. Meski terjadi peningkatan sejak 2018, namun angka tersebut dianggap masih sangat kecil dibandingkan dengan populasi pengguna domain lain seperti .co (Columbia), .me (Montenegro) dan .tv (Tuvalu).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri total pengguna domain per Juni 2019 telah menyentuh 304.126, sementara di luar negeri, baru ada 13.964. Untuk itu, PANDI berupaya untuk lebih agresif dalam memasarkan nama domain .id khususnya di luar negeri.
Yudho Giri Sucahyo, Ketua Dewan Pengurus PANDI, mengatakan bahwa hal itu dilakukan karena organisasi yang dibentuk pada tahun 2006 itu melihat potensi pasar yang cukup bagus di luar negeri. Adapun negara lain yang memiliki jumlah pengguna domain .id tertinggi ialah Amerika Serikat dengan 4.028 domain, Singapura dengan 1.701 domain, dan Jerman dengan 679 domain.
Lalu, bagaimana strategi PANDI dalam menyasar pengguna domain .id di luar negeri?
Ilustrasi Internet. Foto: fancycrave1 via Pixabay
Yudho mengatakan bahwa salah satu strategi yang telah diterapkan ialah dengan melakukan rebranding dari domain .id. Kalau dulunya, domain lebih erat digunakan sebagai kode negara, kini PANDI mau agar .id diasosiasikan dengan ‘Idea’ atau ‘Identity’.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah membuat strategi khusus untuk meningkatkan pengguna ama domain .id di luar negeri, karena pasar di luar negeri masih sangat luas. Kelebihan nama domain .id yang (bisa) merepresentasikan ‘Idea’ atau ‘Identity’ merupakan sebuah berkah tersendiri,” kata Yudho, saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/7).
Langkah ini sebelumnya sudah dilakukan oleh pemilih domain .tv milik negara Tuvalu yang penggunaannya sekarang sudah bukan lagi sebagai penanda negara, namun untuk situs-situs penyiaran atau televisi. Domain .tv saat ini diperkirakan sudah memiliki lebih dari 800 ribu pengguna yang mayoritas berasal dari luar Tuvalu.
PANDI juga akan menjalin kerja sama dengan mitra pendaftaran domain alias registrar di luar negeri sebagai perpanjangan tangan untuk memperluas pasar yang selama ini belum dijangkau secara maksimal. Sayang, langkah ini masih belum bisa direalisasikan karena masih terbentur dengan regulasi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan aturan pemerintah, registrar domain diwajibkan harus berbadan hukum Indonesia. Untuk itu, Yudho berencana akan melakukan diskusi dengan pemerintah untuk membahas persyaratan yang bisa mempermudah penunjukkan registrar di luar negeri.
Selain itu, PANDI juga akan membuat website khusus di luar dari website yang sudah ada saat ini untuk memuat konten yang mendukung aktivitas pemasaran di luar negeri. Hal ini dilakukan agar informasi terkait nama domain. id dapat ditemui lebih mudah oleh pengguna di luar.
Ilustrasi Internet. Foto: Pixabay
Selaras dengan berbagai langkah dan upaya ekspansi ke luar negeri, PANDI juga akan meningkatkan pelayanan terhadap pengguna nama domain .id menjadi 24 jam setiap hari. Serta meningkatkan kampanye penggunaan domain .id di luar negeri.
Dengan menyasar pengguna luar negeri, PANDI berharap itu juga akan mendorong penggunaan domain .id di dalam negeri. Pengembangan Usaha, Kerjasama dan Marketing PANDI, Heru Nugroho, berpendapat orang Indonesia lebih banyak yang menggunakan domain .com karena alasan tren saja.
ADVERTISEMENT
“Jadi soal persepsi, kalau domain itu branding. branding-nya lebih keren .com kali,” kata Heru. “Dalam negeri akan kita garap juga, tapi kita akan proaktif untuk pasar luar negeri. Butuh energi untuk sosialisasikan .id di Indonesia," sambungnya.
PANDI menargetkan pengguna domain .id bisa melonjak dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk menyasar pasar luar negeri.
“Target kami paling akhir tahun ini kita bisa mencapai 800 ribu pengguna bukan cuma lokal tapi juga pasar internasional,” tegas Yudho. “Porsinya ya 50:50 lah (pengguna dalam dan luar negeri).”