Teknologi Gantikan Pegawai Bank, Begini Solusi dari OJK

10 November 2017 19:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DK OJK Wimboh Santoso (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DK OJK Wimboh Santoso (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, berharap industri perbankan dapat memanfaatkan teknologi informasi secara tepat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi dalam menjalankan pelayanan finansialnya.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami industri perbankan bisa lebih efisien dengan memanfaatkan teknologi secara terukur, dan prosesnya akan paralel, tidak langsung big bang, sehingga imbas kepada tenaga kerja tidak signifikan," ujar Wimboh di Gedung OJK, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (10/11).
Wimboh menuturkan, proses digitalisasi di industri perbankan memang telah berlangsung sejak lama. Contohnya, banyak bank yang telah menerapkan jaringan distribusi laku pandai atau branchless banking.
Laku pandai adalah layanan perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, namun melalui kerja sama dengan pihak lain dan perlu didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Wimboh menilai bahwa branchless banking memiliki implikasi yang jelas, yaitu memungkinkan bank tidak perlu membuka cabang baru. melainkan memanfaatkan para agen bank sehingga mampu menciptakan efisiensi.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, jumlah kantor cabang bank berdasarkan statistik perbankan (SPI) mengalami penyusutan sebanyak 134 unit sejak periode Agustus 2016-Agustus 2017.
"Kalau dulu ketika bank mau perluasan harus buka cabang. Sekarang tidak perlu, karena bisa pakai agen atau electronic mobile banking. Ini bagus, karena bank akan lebih efisien," katanya.
Menurut dia, kompetisi di industri keuangan saat ini memasuki era persaingan berbasis teknologi informasi, sehingga perbankan yang tidak melakukan digitalisasi akan ketinggalan.
Bahkan, dia menilai pemanfaatan teknologi juga telah dilakukan oleh lembaga non jasa keuangan yang mengeluarkan produk layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech). Hal tersebut memungkinkan lembaga non jasa keuangan mampu memberikan jasa seperti apa yang diberikan lembaga jasa keuangan.
ADVERTISEMENT
"Mau deposit type, payment system type, transaction fee, atau lending semua banyak ditawarkan oleh lembaga nonjasa keuangan. Bahkan, kami sudah mengatur peer-to-peer lending," katanya.
Selain itu, perbankan juga perlu mengoptimalkan tenaga kerja. Salah satunya dilakukan melalui realokasi tenaga kerja dari kegiatan-kegiatan operasional yang akan digantikan oleh teknologi diarahkan kepada bidang-bidang yang membutuhkan faktor analitis manusia
"Kami juga ingatkan bagaimana mengoptimakan tenaga kerja yang ada untuk generate produk baru. Tentunya semuanya kalau namanya bidang analytical dan riset untuk didigitalkan akan susah. Ada kegiatan atau aktivitas perbankan yang tidak bisa digital," kata Wimboh.
"Meskipun di-support oleh data digital, tetapi semua analytic masih memerlukan analisis manusia. Hanya mungkin terjadi realokasi, dari operasional yang akan di-replace oleh teknologi diarahkan kepada bidang-bidang yang membutuhkan analytical. Ini yang akan dilakukan," tambahnya.
ADVERTISEMENT