Tokopedia Raih Investasi Baru Rp 14,5 T dari SoftBank dkk

21 November 2018 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan e-commerce Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan e-commerce Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Startup e-commerce, Tokopedia, dikabarkan berhasil melakukan pengumpulan dana investasi baru sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,6 juta dari sejumlah investor.
ADVERTISEMENT
Dengan suntikan dana baru ini, valuasi startup yang didirikan dan dipimpin oleh CEO William Tanuwijaya ini dilaporkan naik mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 102,2 triliun setelah putaran pengumpulan dana tersebut.
Menurut laporan Bloomberg, Tokopedia mendapatkan dana investasi baru dari SoftBank, perusahaan teknologi asal Jepang yang sebelumnya juga sudah menanamkan investasinya ke startup e-commerce ini.
Meski masih belum jelas apakah benar investasi tersebut berasal dari SoftBank Group Corp atau anak perusahaannya Vision Fund. Selain SoftBank, ada beberapa investor lain juga yang menyuntik dana segar untuk Tokopedia.
Namun baik Tokopedia dan SoftBank enggan memberikan keterangan resmi mengenai hal tersebut.
"Kami tidak berkomentar untuk sementara ini," kata CEO Office Manager Tokopedia, Priscilla Anais, saat dihubungi kumparan, Rabu (21/11).
Perusahaan e-commerce Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan e-commerce Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Jika kabar investasi baru tersebut benar, menurut CB Research Insight, Tokopedia akan menjadi startup dengan valuasi terbesar di Indonesia, melampaui Go-Jek yang valuasinya kini sekitar 5 miliar dolar AS atau setara Rp 72,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Tokopedia, yang didirikan pada tahun 2009, akan menghadirkan persaingan yang lebih ketat bagi para pesaingnya. Alibaba Group dari China telah memperluas bisnis Lazada di Asia Tenggara, sementara kompetitor lainnya, Bukalapak telah menjalin kerja sama dengan ratusan ribu toko kelontong untuk menjadi mitranya. Kemudian Sea Ltd. juga baru saja meningkatkan investasinya di platform e-commerce Shopee.
"Tokopedia telah muncul sebagai kekuatan utama dalam beberapa waktu terakhir," kata analis konsultan Bain & Co, Usman Akhtar, dilansir Bloomberg.
"Ini telah membuat kemajuan yang tidak diragukan lagi dalam skala dan fakta jika mereka baru saja mendapat pendanaan baru baru yang pendanaan besar. Ini menunjukkan bahwa beberapa investor melihatnya (Tokopedia) sebagai salah satu pemimpin potensial di pasar yang bersaing ketat di masa depan,” tambahnya.
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Sementara, menurut peneliti iPrice Group, Tokopedia adalah startup e-commerce nomor 1 di Indonesia pada periode kuartal ketiga 2018. Diikuti oleh Bukalapak, Shopee, dan Lazada, berdasarkan kunjungan web bulanan dari data SimilarWeb.
ADVERTISEMENT
Perkembangan e-commerce yang menjanjikan
Menurut laporan baru-baru ini oleh Google dan Temasek Holdings, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan bisnis e-commerce paling cepat di kawasan Asia Tenggara. Diperkirakan bisnis e-commerce bisa menghasilkan pendapatan mencapai 53 miliar dolar AS pada tahun 2025.
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, saat mendirikan perusahaannya telah memanfaatkan adopsi smartphone di Indonesia dan meningkatkan kenyamanan dalam berbelanja online.
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: William Tanuwijaya/Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya. (Foto: William Tanuwijaya/Twitter)
William sebelumnya telah mengutip pertemuan pertamanya dengan pendiri SoftBank, Masayoshi Son, sebagai titik balik bagi perusahaannya. Itu terjadi pada tahun 2014 setelah ia melakukan 11 pitching untuk mendapatkan dana untuk gagasannya untuk membangun pusat belanja online di Indonesia.
“Orang-orang yang menolak saya hanya bertanya kepada saya tentang masa lalu saya, yang tidak dapat saya ubah,” ujar William, dalam sebuah wawancara pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Ia mengingat masa-masa awal Tokopedia ketika calon investor menolak pitch-nya.
“Tapi Masayoshi Son ada di sana, menanyakan apa yang kupikirkan tentang masa depan. Dia tidak peduli dengan masa laluku," kenangnya.
Tokopedia mempertemukan konsumen dengan pedagang di platform marketplace-nya. Berbagai produk dijual di Tokopedia, mulai dari barang elektronik, pakaian, perawatan kesehatan, kebutuhan sehari-hari, hingga tiket kereta api atau pulsa seluler.