Traveloka Gaet Investasi Baru Rp 4,6 Triliun dari Expedia

28 Juli 2017 9:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi mobile Traveloka. (Foto: Traveloka)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi mobile Traveloka. (Foto: Traveloka)
ADVERTISEMENT
Perusahaan penyedia jasa travel online Traveloka, mendapatkan pendanaan baru untuk operasional mereka di Indonesia dan memperluas pasar di Asia Tenggara. Pendanaan baru itu didapatkan dari Expedia asal Amerika Serikat sebesar 350 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun. Dalam pernyataan kedua pihak, kerja sama ini menguntungkan Traveloka karena juga ada kerja sama dalam pemesanan hotel global, sehingga memperluas jangkauan. Sementara Expedia hendak memperkuat pengetahuan mereka di Asia Tenggara melalui Traveloka. Di kawasan Asia Tenggara, tercatat semakin banyak orang yang melakukan perjalanan wisata. Riset Google dan Temasek pada 2016 melaporkan lebih dari dua pertiga penduduk di wilayah ini berusia di bawah 40 tahun dan semakin menghargai perjalanan wisata seiring dengan meningkatnya pendapatan. Traveloka dalam setahun terakhir ini telah mengumpulkan total dana 500 juta dolar AS atau Rp 6,6 triliun, yang didapat dari investor di putaran pendanaan sebelumnya seperti East Ventures, Hillhouse Capital, Sequoia Capital, dan perusahaan e-commerce China, JD.com. "Kemitraan ini memudahkan pengguna Traveloka untuk akses ke beragam akomodasi internasional, dan kami sangat menantikan kerja sama dengan Expedia untuk memperluas layanan kami di Asia dan sekitarnya," kata Ferry Unardi, pendiri sekaligus CEO Traveloka, Jumat (28/7). Traveloka mengklaim punya jaringan ke lebih dari 100 maskapai domestik dan internasional, lalu memberi berbagai pilihan akomodasi dari hotel hingga homestay. Selain Indonesia, Traveloka juga beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Asia Tenggara terus dilirik para perusahaan e-commerce besar sebagai tujuan investasi dan kompetisi, karena pertumbuhan ekonomi yang cepat. Riset Google dan Temasek tahun lalu memprediksi nilai transaksi e-commerce di Asia Tenggara akan capai 197 miliar dolar AS di 2025, yang merupakan enam kali lipat dibandigkan tahun 2015. Nilai transaksi dari bisnis travel online akan mencapai sepertiga lebih dari nilai itu.
ADVERTISEMENT