Uber Gandeng NASA Garap Proyek Taksi Terbang

27 November 2017 8:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taksi terbang Uber. (Foto: Uber)
zoom-in-whitePerbesar
Taksi terbang Uber. (Foto: Uber)
ADVERTISEMENT
Sering berharap bisa terbang saat terjebak macet? Mungkin berita ini bisa membantu Anda melupakan imajinasi liar itu karena manusia untuk saat ini masih tidak bisa terbang, kecuali mendapat bantuan dari teknologi zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari CNBC, Uber telah menggandeng NASA untuk membantu pengembangan sistem lalu lintas bagi proyek mobil terbangnya, yang diharapkan bisa mulai diuji pada 2020 nanti di beberapa kota seperti Los Angeles dan Dallas-Fort Worth di AS, serta Dubai di Uni Emirat Arab.
Dalam konferensi teknologi Web Summit 2017 di Lisbon, Portugal, Uber mengumumkan bahwa bentuk kerja sama mereka dengan NASA adalah dalam bentuk pengembangan pengelolaan lalu lintas tanpa awak.
Hal itu juga akan membantu NASA untuk mempelajari bagaimana pesawat tanpa awak yang terbang pada ketinggian rendah bisa beroperasi dengan aman.
Perusahaan taksi online itu telah mulai mengembangkan proyek taksi terbangnya yang dinamakan UberAir sejak tahun lalu dan kini mulai meningkatkan usahanya untuk merealisasikan proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
Rencananya Uber akan membuat taksi terbang mereka untuk bisa lepas landas serta mendarat secara vertikal (Vertical Take-Off and Landing/VTOL) dan juga akan dirancang untuk bisa terbang pada ketinggian rendah.
Ini adalah bentuk kerja sama pertama antara Uber dengan perusahaan milik negara Amerika Serikat. Sementara NASA sendiri sudah pernah bekerja sama dengan banyak perusahaan lain untuk mengembangkan pengelolaan lalu lintas bagi kendaraan terbang yang beroperasi pada ketinggian rendah.
"UberAir akan lebih sering tampil setiap harinya. Melakukan hal itu dengan aman dan efisien membutuhkan sebuah perubahan dalam teknologi pengelolaan ruang udara," kata Jeff Holden, kepala petugas produk Uber.
Ia juga menambahkan bahwa dengan menyatukan kehebatan teknik rekayasa software Uber dan puluhan tahun pengalaman NASA dalam pengaturan ruang udara akan menjadi salah satu langkah penting dalam pengembangan UberAir.
ADVERTISEMENT
Tarif dari UberAir sendiri dikabarkan akan kompetitif dengan tarif mobil UberX. Selain itu perusahaan juga berharap UberAir sudah dapat beroperasi dengan baik sebelum Olimpiade 2028 di Los Angeles yang juga terkenal macet itu.
Jadi harap bersabar dan tetap menikmati macetnya Jakarta karena UberAir tampaknya masih lama mendatangi kita di Jakarta. Mungkin UberAir bisa menjadi inspirasi bagi start up dalam negeri untuk melirik solusi macet yang futuristik dan keren itu dengan harga yang bersahabat bagi kantong.