7 Stereotipe Tentang Indonesia di Mata Wisatawan Luar Negeri

5 November 2018 11:50 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Biksu melakukan tradisi Pindapatta di Bali (Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
zoom-in-whitePerbesar
Biksu melakukan tradisi Pindapatta di Bali (Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
ADVERTISEMENT
Pernah melihat wisatawan kebingungan saat mendengar kamu berasal dari Indonesia? Jika iya, maka jangan heran, karena ternyata Bali lebih terkenal daripada Indonesia sendiri.
ADVERTISEMENT
Dilansir Travel and Leisure, ada beberapa stereotipe yang hadir di mata wisatawan luar negeri tentang Indonesia, lho. Apa saja? Simak ulasannya berikut, ya.
1. Indonesia berada di Bali
Bedugul bisa jadi destinasi wisata untuk kamu yang ingin menyatu dengan alam (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bedugul bisa jadi destinasi wisata untuk kamu yang ingin menyatu dengan alam (Foto: Wikimedia Commons)
Pulau Dewata, Bali, sangat terkenal di mata dunia. Saking terkenalnya, banyak turis yang salah mengira bahwa Bali merupakan negara, bukanlah kota di dalam suatu negara.
Padahal sebenarnya Bali merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang menjadi destinasi wisata populer di Tanah Air. Bali terkenal karena wisata bawah laut dan pantainya yang menawan. Di Bali, kamu bisa berenang, berselancar, melihat air terjun, dan mencoba berayun di ayunan ekstrem.
2. Negara Islam
Toleransi Beragama (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Toleransi Beragama (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
Indonesia memiliki populasi masyarakat Islam terbesar di dunia, sehingga wajar saja saat traveling di Nusantara, kamu akan dengan mudahnya menemukan warga yang beragama Islam.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Indonesia merupakan negara sekuler dan mengakui enam agama, antara lain Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Hanya satu di antara 34 provinsi yang benar-benar menerapkan Hukum Syariah di Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh.
3. Negara dengan Wilayah yang Kecil
Pantai Nyang-Nyang, Bali  (Foto: Flickr/Viktor Zacek)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Nyang-Nyang, Bali (Foto: Flickr/Viktor Zacek)
Karena sering kali salah mengira bahwa Indonesia adalah Bali, segelintir turis luar negeri mengira bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang kecil. Padahal sebenarnya Bali hanyalah salah satu pulau milik Indonesia
Indonesia terdiri lebih dari 17 ribu pulau dengan penduduk sekitar 250 juta orang, dan menjadi negara keempat terpadat di dunia setelah Amerika Serikat.
4. Hanya Punya Satu Bahasa
Tradisi Yoso Peksi Burok Keraton Yogyakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Yoso Peksi Burok Keraton Yogyakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Sejak tahun 1928, setelah Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia telah memutuskan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sehingga wajar saja, jika masyarakat umumnya menggunakan bahasa Indonesia dalam berinteraksi bersama orang lain.
ADVERTISEMENT
Karenanya, turis asing salah mempersepsikan Indonesia sebagai negara yang hanya punya satu bahasa. Faktanya, di luar bahasa persatuan yang digunakan masyarakat Indonesia, ada 652 bahasa daerah yang telah didaftarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Suku di Indonesia Hanya Ada Jawa dan Bali Saja
Suasana kampung Sasak, Dusun Sade, Lombok. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kampung Sasak, Dusun Sade, Lombok. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Wisatawan luar negeri umumnya hanya mengunjungi daerah wisata ternama di Indonesia. Misalnya saja Pulau Jawa yang menjadi tempat bernaung ibu kota provinsi Indonesia, dan memiliki beberapa provinsi yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari Jawa Barat hingga Bali.
Sayangnya, cara traveling ini membuat para turis tersebut berpikir bahwa suku di Indonesia hanya ada dua, yaitu Jawa dan Bali. Karena kedua suku itulah yang paling sering mereka temui saat jalan-jalan.
ADVERTISEMENT
Padahal Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau lebih dari 1.340 suku bangsa sesuai data Badan Pusat Statistika.
6. Tukang Telat
com-Suka Telat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Suka Telat (Foto: Thinkstock)
Dalam buku Naked Traveler, ada sebuah kutipan dari salah satu teman Trinity, berkewarganegaraan asing yang berkata, "There's no way to make Indonesians faster," yang artinya "Tidak ada cara untuk membuat orang Indonesia bergerak lebih cepat."
Stereotipe ini ternyata bukan hanya diyakini oleh orang asing, tapi juga diamini oleh sesama orang Indonesia. Sehingga terlambat atau jam karet sudah menjadi sesuatu yang wajar.
Padahal ada saja yang tidak melakukan hal serupa. Misalnya saja para pejabat tinggi, mahasiswa, atau traveler yang sudah terbiasa datang tepat waktu. Kamu juga, kan?
ADVERTISEMENT
7. Negara 'Wkwkwk'
com-Tertawa (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Tertawa (Foto: Thinkstock)
Sebutan ini berawal dari netizen yang menyadari bahwa Indonesia sering kali menggunakan istilah 'wkwkwk' sebagai kata pengganti untuk tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan istilah ini, toh, setiap negara memiliki cirinya masing-masing.
Spanyol misalnya, dari pada 'hahaha', mereka lebih sering menggunakan kata 'jajaja. Atau Thailand yang menggunakan 5555 sebagai pengganti kata pengganti tertawa.
Bagaimana menurutmu?