7 Suku Asli dari Penjuru Dunia yang Masih Bertahan Hingga Kini

17 April 2018 11:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Tsaatans (Foto: Flickr/wangyts)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Tsaatans (Foto: Flickr/wangyts)
ADVERTISEMENT
Di tengah perkembangan zaman saat ini, ternyata masih banyak suku-suku asli di berbagai tempat di dunia yang memegang erat tradisi dan budayanya. Contohnya saja suku Baduy di Banten yang tetap dengan tradisi kesederhanaanya, berpakaian hitam, putih, dan abu-abu dan tinggal di tengah hutan. Atau suku Dani yang tinggal di Papua dan masih 'setia' menggunakan rok berbahan rumput.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Indonesia, masih banyak suku asli di dunia yang masih memegang erat tradisi dan budayanya bahkan di tengah gempuran zaman. Seperti suku penggiring rusa di Mongolia atau suku Maori yang diakui sebagai penduduk asli Selandia Baru. Ingin tahu apa saja suku asli di dunia yang masih bertahan hingga saat ini, yuk simak!
1. Suku Kazakh di Mongolia
Suku Kazakh (Foto:  Flickr/jkboy)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Kazakh (Foto: Flickr/jkboy)
Suku Kazakh adalah perpaduan suku Mongol dan Turki yang hidup secara semi-nomaden di lembah dan pegunungan Mongolia sejak abad ke-19. Memiliki kemiripan dengan suku Mongolia dan Kyrgyz, suku ini mampu mempertahankan tradisi berkuda dan berburu dengan menggunakan elang selama beberapa dekade.
Suku Kazakh berburu dengan elang (Foto: Flickr/Kevin Pepper)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Kazakh berburu dengan elang (Foto: Flickr/Kevin Pepper)
Kazakh dalam bahasa Turkik diartikan sebagai orang-orang yang hidup bebas dan mandiri, sesuai dengan ciri hidup mengembara yang dilakoni suku ini.
ADVERTISEMENT
2. Suku Gaucho di Amerika Selatan
Suku Gaucho 1 (Foto: Flickr/adrianna)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Gaucho 1 (Foto: Flickr/adrianna)
Kalau biasanya kamu melihat koboi dalam film, percayakah kamu kalau di dunia nyata terdapat 'suku koboi'?
Ya, suku Gaucho di Amerika Selatan adalah salah satunya. Gaucho secara harafiah diartika sebagai koboi. Manusia penunggang kuda ini dianggap sebagai orang-orang yang bebas yang hanya memiliki kedekatan dengan kudanya saja karena kehidupannya yang bebas dan nomaden.
Suku Gaucho (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Gaucho (Foto: Wikimedia Commons)
Kamu dapat menemukannya di Argentina, Uruguay, Paraguay, Brasil Selatan, Chile Selatan, dan Bolivia Tenggara.
3. Suku Drokpa di perbatasan India dan Pakistan
Suku Drokpa 2 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Drokpa 2 (Foto: Wikimedia Commons)
Sebuah etnis unik tinggal di tiga desa kecil di perbatasan India dan Pakistan. Dikenal karena kebiasaannya berciuman di depan umum dan bertukar istri, suku Drokpa berada di salah satu wilayah yang menjadi sengketa antara India dan Pakistan yaitu lembah Ladakh. Tidak seperti suku asli lainnya yang hidup secara nomaden, Drokpa hidup dengan berkebun sayur.
Suku Drokpa (Foto: Flickr/Sanjay P.K)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Drokpa (Foto: Flickr/Sanjay P.K)
Berbeda dengan suku lainnya yang berada di sekitar wilayah Tibet-Burman, suku ini mempunyai bahasa, budaya, bahkan ciri fisik yang berbeda. Selain itu, gaya berbusana yang atraktif dan tak biasa membuat suku ini menjadi mudah dikenali.
ADVERTISEMENT
4. Suku Karo atau Kara di Ethiopia
Suku Karo di Ethiopia (Foto: Flickr/Alfred Weidinger)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Karo di Ethiopia (Foto: Flickr/Alfred Weidinger)
Suku ini bukanlah suku Batak Karo yang berada di Sumatera Utara, melainkan suku Karo atau Kara yang hidup di tepi sungai Omo, sebuah wilayah di selatan Ethiopia. Suku ini terkenal karena body painting-nya. Menggunakan kapur merah dan kapur putih kini mampu melukis corak yang rumit untuk menghias tubuhnya agar menarik di hadapan lawan jenisnya.
Suku Karo dengan body painting (Foto:  Flickr/Achilli Family)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Karo dengan body painting (Foto: Flickr/Achilli Family)
Bukan hanya untuk menarik perhatian, corak lukisan ini juga menjadi suatu cara menarik perhatian para musuh atau mengintimidasi musuhnya. Suku ini adalah salah satu suku Nilotic yang memiliki dua rumah untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Rumah tersebut berguna sebagai tempat tinggal dan kegiatan rumah tangga.
5. Suku Tsaatans di Mongolia
Suku Tsaatans 1 (Foto: Flickr/jkboy)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Tsaatans 1 (Foto: Flickr/jkboy)
Jika suku Gaucho terkenal sebagai suku penunggang kuda, suku Tsaatans lebih dikenal sebagai penggiring rusa. Secara harafiah, Tsaatans berarti 'Orang-orang rusa' karena menggiring rusa kemana pun mereka pergi dan menjadikan rusa sebagai sumber utama dalam kehidupan mereka, seperti alat transportasi, bahan makanan, dan tanduknya untuk alat kehidupan sehari-hari.
Suku Tsaatans (Foto: Flickr/jkboy)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Tsaatans (Foto: Flickr/jkboy)
Bermigrasi sekitar 5 hingga 10 kali setahun di sepanjang Subartic untuk memberi makan ternaknya, suku yang dikenal juga sebagai suku Dukha ini tidak pernah memakan rusa mereka.
ADVERTISEMENT
6. Suku Goroka di Papua Nugini
Suku Goroka (Foto: Flickr/Rita Willaert)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Goroka (Foto: Flickr/Rita Willaert)
Papua Nugini juga punya suku asli yang unik lho, salah satunya adalah suku Goroka. Suku yang mengandalkan perburuan dan pertanian ini menghias badannya dengan lumpur, rok rumput, dan tanah liat berwarna. Tradisi menghias tubuh ini dilakukan untuk menakuti suku saingannya.
Goroka Show (Foto: Flickr/Kahunapule Michael Johnson)
zoom-in-whitePerbesar
Goroka Show (Foto: Flickr/Kahunapule Michael Johnson)
Selain itu juga, suku Goroka ternyata memiliki sebuah festival unik bernama The Goroka Show. Dalam festival ini, lebih dari 100 suku hadir menggunakan pakaian tradisional mereka, bernyanyi lagu tradisional, dan menari di sepanjang festival. Tarian dan lagu yang ditampilkan mencerminkan perilaku burung Cenderawasih di alam liar yang mencerminkan rayuan dan keindahan suku tersebut.
7. Suku Maori di Selandia Baru
Suku Maori  (Foto: Dok. Sally Caroll)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Maori (Foto: Dok. Sally Caroll)
Suku Maori merupakan suku yang bermigrasi di abad ke-14 dari Hawaiki dan menjadi suku asli di Selandia Baru. Dikenal dengan pengucapan salamnya dengan menempelkan hidung dan tarian Hakanya, suku ini diakui dan dihormati oleh pemerintah dan para pemimpin Selandia Baru.
Suku Maori sambut Jokowi di Selandia Baru. (Foto: Instagram/@retno_marsudi)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Maori sambut Jokowi di Selandia Baru. (Foto: Instagram/@retno_marsudi)
Tak hanya diakui dan dihormati, budaya Maori dilestarikan dalam berbagai cara oleh pemerintahnya, seperti memasukkan bahasa Maori ke dalam kurikulum sekolah dan menyertakan budaya suku ini sebagai daya tarik budaya di Selandia Baru untuk menjaga agar suku ini tidak punah.
ADVERTISEMENT