7 Suku Kanibal yang Pernah Ada dan yang Masih Eksis hingga Saat Ini

25 November 2018 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aghori (Foto: Flickr/Gustavo Sorg)
zoom-in-whitePerbesar
Aghori (Foto: Flickr/Gustavo Sorg)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak bergidik ngeri ketika mendengar kata 'Kanibalisme'? Praktik manusia yang memakan daging manusia itu sempat ramai diperbincangkan di Indonesia, setelah seorang pria asal Jawa Tengah bernama Sumanto, ditangkap melakukan tindakan kanibalisme demi mendapatkan kekuatan batin.
ADVERTISEMENT
Praktik kanibalisme bukanlah barang baru, sejak masa lampau, kegiatan memakan daging manusia bahkan menjadi bagian dari tradisi dan ritual beberapa suku di dunia.
Berikut kumparanTRAVEL hadirkan tujuh di antaranya.
1. Suku Yanomami di Brasil
Suku Yanomami (Foto: Flickr/Juliana Aristizabal Duran)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Yanomami (Foto: Flickr/Juliana Aristizabal Duran)
Sebuah suku di pedalaman Hutan Amazon, Brasil, bernama Yanomami menjadikan kanibalisme sebagai cara mengungkapkan kasih sayang pada keluarganya.
Suku yang diduga bermigrasi dari Selat Bering pada 1500 tahun yang lalu itu memakan jasad orang yang mereka cintai sebagai wujud penghiburan, memuliakan orang yang meninggal, dan memberikan kasih sayang.
Abu dari jasad orang yang mereka kasihi akan dimasak menjadi sup bersama dengan pisang yang telah difermentasi, dan dimakan bersama oleh seluruh anggota keluarga. Memakan abu jasad diyakini Suku Yanomami dapat membantu orang yang mereka kasihi untuk memasuki surga dan bereinkarnasi.
ADVERTISEMENT
2. Sekte Aghori Sadhus di India
Aghori (Foto: Flickr/Gustavo Sorg)
zoom-in-whitePerbesar
Aghori (Foto: Flickr/Gustavo Sorg)
Walau bukan termasuk suku bangsa tertentu, Sekte Aghori Sadhus patut diperhitungkan sebagai kanibal. Sebab, praktik kanibalisme yang mereka lakukan masih berlangsung hingga saat ini. Sekte Aghori memakan mayat manusia dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali, baik segar, busuk, terbakar ataupun mentah.
Untuk menemukan ´bahan makanannya´ Sekte Aghori tinggal di tepi Sungai Gangga, dekat dengan tempat kremasi atau pembakaran manusia. Sekte yang mengklaim dirinya sebagai aliran dari Agama Hindu dan penyembah Dewa Siwa tersebut meyakini, bahwa memakan mayat manusia yang telah meninggal sebagai puncak penyatuan jiwa dengan alam.
Tak hanya untuk dimakan, abu mayat hasil kremasi juga kerap mereka gunakan sebagai aksesoris. Salah satunya adalah dengan menaburkannya di seluruh tubuh.
ADVERTISEMENT
3. Suku Korowai di Papua Nugini
Ilustrasi Suku Korowai di Papua Nugini (Foto: Flickr/Cudriec srl)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Korowai di Papua Nugini (Foto: Flickr/Cudriec srl)
Di Papua Nugini terdapat sebuah suku yang konon masih melakukan tindakan kanibal atau memakan daging manusia. Mereka dikenal sebagai Suku Korowai.
Kabarnya Suku Korowai masih mempraktikkan kanibalisme dalam beberapa acara ritual pemujaan mereka. Suku Korowai meyakini bahwa membunuh dan memakan jasad seseorang merupakan satu-satunya cara untuk membalaskan dendam pada iblis atau khakua yang dianggap mengambil jiwa orang tersebut.
Tak hanya memakan daging manusia, suku yang bermukim di rumah pohon yang dibangun sekitar 42 meter di atas tanah itu juga kabarnya sering menganggap orang-orang berkulit putih sebagai mayat yang bergerak. Mereka percaya bahwa orang-orang berkulit putih adalah orang-orang yang dirasuki oleh setan.
ADVERTISEMENT
4. Suku Indian di Karibia
Ilustrasi Suku Indian di Karibia  (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Indian di Karibia (Foto: Wikipedia)
Tahukah kamu bahwa kata 'Kanibal' pertama kali dimuat dalam catatan sang pelaut ternama Christopher Columbus saat melakukan ekspedisi ke Karibia? Ya, nama 'Caniba' yang dalam bahasa Karibia berati 'manusia yang memakan manusia' ia sematkan.
Julukan tersebut ia berikan bagi Suku Indian yang mendiami Karibia. Pasalnya, Suku Indian yang Columbus sebut sebagai The Carib, People of the Lesser Antilles itu biasa memakan jasad musuh-musuhnya.
Memakan jasad musuh mereka anggap sebagai bentuk balas dendam pada musuh yang telah membunuh anggota keluarga mereka. Namun, semenjak masuknya agama Kristen pada abad ke-17, budaya kanibal mulai menghilang.
5. Suku Aztec di Meksiko
Ilustrasi Suku Aztec melakukan praktik kanibalisme (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Aztec melakukan praktik kanibalisme (Foto: Wikimedia Commons)
Meski dianggap memiliki peradaban yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan budaya, Suku Aztec di masa lampau ternyata memang dikenal sebagai suku kanibal. Konon, Suku Aztec mengorbankana nyawa manusia sebagai tumbal untuk pemujaan dewa mereka yang dikenal sebagai Huitzilopochtli.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang ditumbalkan akan dicabut jantungnya saat mereka dalam keadaan hidup dan jantungnya masih berdetak. Kemudian tumbal ini akan dimasak dan dimakan beramai-ramai. Kabarnya, selama setahun, Suku Aztec dapat mengorbankan lebih dari seribu jiwa sebagai tumbal.
6. Masyarakat China Kuno di China
Ilustrasi China Kuno (Foto: Flickr/Mel Gr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi China Kuno (Foto: Flickr/Mel Gr)
Jika praktik kanibalisme dari suku-suku sebelumnya bertujuan sebagai pemujaan, pembalasan dendam, dan memuliakan orang tercinta, masyarakat China kuno melakukan hal yang berbeda.
Sebuah tradisi China kuno mempraktikkan kanibalisme sebagai solusi untuk menghilangkan kerutan pada wajah dan membuat orang yang mengonsumsinya terlihat lebih muda. Caranya adalah dengan memakan janin yang digugurkan, atau mengonsumsi obat-obatan berisi bubuk janin yang diklaim sebagai suplemen kesehatan.
Masyarakat China kuno menganggap bayi yang diaborsi dan plasenta, sebagai bagian dari daging sang ibu yang masih murni. Janin tersebut juga dianggap belum memiliki kepribadian sendiri.
ADVERTISEMENT
Para ibu jaman China kuno percaya bahwa dengan mengonsumsi janin yang telah diaborsi, bukan hanya dapat menghilangkan kerutan, tapi juga bisa menciptakan bayi baru yang lebih sehat.
7. Suku Amahuaca di Peru
Suku Amahuaca di Peru (Foto: Flickr/Beatriz Gracia Blasco)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Amahuaca di Peru (Foto: Flickr/Beatriz Gracia Blasco)
Suku Amahuaca yang tinggal di Perbatasan Peru meyakini bahwa orang yang telah meninggal mesti dikonsumsi. Tradisi ini dianggap mampu membuat roh orang yang mereka cintai itu tetap merasa hangat, dari pada harus membiarkan mereka terkubur di tanah yang dingin.
Kisah kanibalisme Suku Amahuaca ditemukan dari sebuah catatan milik seorang misionaris yang hendak mengabarkan Injil. Misionaris itu menuliskan bahwa Suku Amahuaca akan memakamkan jasad keluarga atau kerabat mereka selama sebulan hingga membusuk.
Jasad yang telah membusuk akan dimasak dalam sebuah panci besar hingga menjadi abu. Abu itu kemudian akan ditumbuk halus dan dicampur ke dalam tong besar yang terbuat dari pohon yang berlubang. Terakhir, semua orang akan meminumnya bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Meski terkesan mengerikan, tampaknya setiap suku kanibal memiliki tujuan dan alasannya masing-masing ketika melakukan praktik ini. Bagaimana menurutmu?