7 Tempat Wisata Religi yang Bisa Kamu Kunjungi di Jakarta

8 Maret 2018 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kemana biasanya kamu menghabiskan akhir pekan? Bagi warga Jakarta, jalan-jalan ke mal menjadi salah satu alternatif pilihan untuk menghabiskan waktu di akhir pekan.
ADVERTISEMENT
Padahal, di Jakarta banyak wisata menarik yang dapat dikunjungi, salah satunya adalah wisata religi penuh sejarah. Bahkan, beberapa tempat wisata juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya karena sejarahnya, seperti Gereja Kristen Indonesia di Kwitang, Masjid Cut Meutia, Masjid Istiqlal yang menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara.
Tak hanya itu, kamu juga bisa merasakan suasana Bali dengan mengunjungi Pura Aditya Jaya di Rawamangun, serta melihat Wihara berusia empat abad di Jakarta Barat.
Tertarik berkunjung? Berikut kumparanTRAVEL rangkum tujuh tempat wisata religi yang bisa kamu kunjungi di akhir pekan:
1. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal (Foto: Flickr/ino marantino)
Masjid Istiqlal saat ini menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan terletak tepat di seberang Gereja Katedral Indonesia. Memiliki daya tampung 200 ribu jamaah, masjid ini dirancang oleh Frederich Silaban, seorang arsitek beragama Kristen, yang juga merupakan anak pendeta.
ADVERTISEMENT
Tempat ibadah masyarakat Muslim ini memiliki kubah utama dengan bentang diameter 45 meter, yang ditopang dengan 12 pilar yang disusun melingkar. Kata Istiqlal sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti merdeka.
2. Gereja Katedral
Katedral Indonesia (Foto: Flickr/tel33)
Gereja yang menjadi saksi pernikahan artis papan atas Chelsea Olivia dan Glen Alinskie serta Sandra Dewi dengan Harvey Moeis ini adalah gereja bergaya neo-gotik dari Eropa. Bernama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga (De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming), gereja ini diresmikan pada 1901.
Sebelumnya, Gereja Katedral diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826, gereja ini terbakar bersama 180 rumah warga di sekitarnya. Dan pada 31 Mei 1890, gereja ini sempat rubuh, sehingga gereja yang saat ini kita kenal bukanlah bentuk awal dari Gereja Katedral.
ADVERTISEMENT
3. Gereja Santa Maria de Fatima
Santa Maria de Fatima (Foto: Flickr/Danumurthi Mahendra)
Didirikan dengan tujuan memberikan gereja, sekolah, dan asrama bagi orang-orang Hoakiau (Cina Perantau) di sekitar Glodok, gereja yang berada di Jalan Kemenangan III, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat itu terletak di pemukiman padat penduduk dengan mayoritas masyarakat etnis China.
Bergaya khas oriental, Gereja Santa Maria de Fatima diperkirakan berdiri pada awal abad 19 masehi. Awalnya gedung ini digunakan sebagai rumah tinggal, yang kemudian beralih fungsi sebagai asrama umat Katolik pada 1951.
4. Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang (Foto: Instagram @haroldilimbong)
Gereja Kristen Indonesia merupakan bangunan peribadatan peninggalan Belanda yang berbentuk huruf L dan memiliki luas 656 meter persegi. Terletak di lahan seluas 1.913 meter persegi, gereja yang berada di Jalan Kwitang Nomor 28 Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ini ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya pada tahun 2005 oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
ADVERTISEMENT
5. Masjid Cut Meutia
Masjid Cut Meutia (Foto: Flickr/John Meckley)
Masjid Cut Meutia yang sempat viral karena memberikan layanan hapus tato gratis pada bulan Januari lalu adalah salah satu tempat yang wajib kamu kunjungi. Arsitektur khas Belanda yang sudah berdiri sejak masa kolonial ini memiliki seni kaligrafi Islam dengan menggunakan huruf arab. Bangunan ini pernah menjadi gedung pemerintahan Belanda, kantor pos Belanda, kantor jawatan kereta api Belanda, dan kantor angkatan laut Jepang.
Di masa setelah kemerdekaan, bangunan yang berada di Jalan Cut Mutiah, Menteng, Jakarta Pusat ini pernah menjadi kantor urusan perumahan, kantor urusan agama, hingga Sekretariat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter persegi, masjid ini mampu menampung sekitar 3.000 orang jemaah.
ADVERTISEMENT
6. Wihara Dharma Bakti
Vihara Dharma Bakti (Foto: Flickr/TR)
Berlokasi di Jalan Kemenangan III, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, wihara yang dikenal juga dengan nama Wihara Im Tek Le atau Kwan Im Teng ini merupakan salah satu wihara tertua. Dibangun pada abad ke-16 oleh seorang letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen, wihara ini sudah dua kali mengalami kebakaran.
Kebakaran pertama adalah pada tahun 1740 ketika terjadi pembantaian terhadap etnis Tionghoa, dan kedua adalah di tahun 2015 yang disebabkan korsleting. Meski masih dalam tahap renovasi, Wihara Dharma Bakti sudah dapat digunakan seperti biasa dan dikunjungi seratus orang perharinya.
7. Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur
Pura Aditya Jaya Rawamangun (Foto: Flickr/Komang Wisnu)
Pura yang berlokasi di Jl. Daksinapati Raya No. 10, Rawamangun, Jakarta Timur itu merupakan pura tertua dan terbesar di Jakarta. Dibangun pada 1971 dan diresmikan pada 1972, pura ini memiliki luas kurang lebih satu hektar dengan pepohonan rindang dan bangunan serta ornamen bergaya khas Bali.
ADVERTISEMENT