Anti-Selfie, Wanita Ini Foto ala Orang Mati di Berbagai Tempat Wisata

26 April 2019 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stephanie berpose 'mati' di pegunungan bersalju Islandia Foto: Instagram/@stefdies
zoom-in-whitePerbesar
Stephanie berpose 'mati' di pegunungan bersalju Islandia Foto: Instagram/@stefdies
ADVERTISEMENT
Apa yang pertama kali terlintas di benakmu ketika mendengar kata travel blogger atau influencer? Foto-foto apik Instagenic dengan tone senada yang diambil di beragam destinasi wisata kemudian dipajang di media sosial atau mungkin endorsement yang tak kunjung henti di berbagai platform, atau mungkin yang lainnya?
ADVERTISEMENT
Ya, biasanya travel blogger, influencer, atau figur publik akan membuat foto-fotonya sedemikian rupa untuk memanjakan mata para pengikutnya. Mulai dari segi pengambilan gambar, pakaian yang digunakan hingga caption penuh makna bisa jadi andalan.
Terkadang, konten komedi pun menjadi jurus ampuh mereka, dengan berbagai pose konyol dan lucu serta kisah mengundang tawa bisa jadi terpampang nyata di platform andalan mereka. Seperti halnya dengan akun Instagram @stefdies.
Dengan jumlah pengikut 31 ribu, jangan harap kamu bisa mendapatkan setidaknya satu foto cantik dalam Instagram yang ia miliki. Sebab, seluruh foto dalam akunnya tersebut diambil dengan pose yang tak wajar, yaitu seperti orang mati.
Hampir mirip dengan falling stars challenge yang dulu pernah viral di media sosial, bedanya wanita bernama Stephanie Leigh ini bukan cuma sekadar 'jatuh' tapi benar-benar berpose seperti orang yang mati mendadak.
ADVERTISEMENT
Dengan tubuh tergeletak, wajah menatap ke tanah, rambut terurai berantakan, dan baju yang sekadarnya, Stephanie membuat foto-foto yang ia juluki sebagai 'anti-selfie' tersebut.
Dalam blog pribadi miliknya stefdies.com, Stephanie mengungkapkan bahwa foto-fotonya di media sosial ia buat bukan karena ingin menjadi viral. Lebih dari itu, Stephanie menganggap STEFDIES merupakan sebuah seri seni pertunjukan fotografi yang mengisahkan tentang kehidupan.
Tiap gambar yang ia ambil merupakan wujud dari usahanya mengembalikan makna foto ketika dibuat pada masa lalu, yaitu untuk mengabadikan momen yang terjadi hanya dalam satu waktu. Setiap foto yang ia ambil murni dilakukan tanpa ada peralatan tambahan atau kondisi tertentu yang mesti dipersiapkan.
Wajar saja serial STEFDIES kerap dijadikan bahan diskusi tentang kematian, fungsi fotografi, dan imajinasi oleh para fotografer. Stephanie menuturkan bahwa alih-alih mengambil foto cantik, untuk menandai keberadaannya di satu tempat, ia lebih memilih berfoto dengan pose 'mati' yang hanya diambil satu kali dalam sehari.
ADVERTISEMENT
"Traveling menjadi hal yang normal dalam hidup saya, dan jika memang saya kebetulan menemukan tempat yang sesuai, saya akan mengambil foto Stefdies. Itulah keindahan dari seri ini, setiap foto hanya satu 'blip' dalam sehari. Tidak kurang, tidak lebih," ungkapnya.
Stephanie Leigh memulai serial STEFDIES sejak tahun 2017 lalu, karena posenya yang tak biasa, ia sering kali mendapat perhatian dari turis maupun penduduk lokal yang kebingungan karena tingkahnya. Melalui Stefdies, Stephanie ingin mengingatkan pengikutnya tentang 'betapa berharganya kehidupan'.
Karena ketika tiba saatnya, tidak ada yang akan tahu kapan dan di mana kamu akan meninggal dunia. Manusia yang tidak kekal ketika meninggal akan mati tanpa persiapan, tanpa peralatan tambahan, tanpa dandanan yang memang telah disiapkan, dan hanya akan meninggalkan identitas.
ADVERTISEMENT
Dilansir India Today, wanita asal Amerika Serikat yang tinggal di London, Inggris itu mengatakan bahwa posenya yang menghadap tanah membuat dia tetap pada posisi yang netral.
"Inti dari STEFDIES adalah memberikan kesempatan pada setiap orang yang melihatnya untuk menginterepretasikannya sendiri, bagaimana keadaan saat di foto di ambil, atau mungkin jadi inspirasi pose STEFDIES milik mereka sendiri," kata Stephanie lagi.
Ia juga menjelaskan bahwa rambut panjangnya cukup jadi petunjuk bahwa ia adalah seorang wanita. Namun di luar itu, STEFDIES tetap netral, bebas dari usia, kewarganegaraan, politik, status sosial, maupun tingkat ekonomi. Stephanie menambahkan bahwa STEFDIES merupakan karakter tersendiri yang muncul secara spontan.
"Bagian dari sukacita dan humor STEFDIES adalah karena tidak ada yang tahu secara persis apa yang sedang terjadi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selama Stephanie berkarya dengan serial STEFDIES miliknya, ia telah 'mati' di berbagai tempat di dunia. Mulai dari di Cathedral Notre-Dame di Paris yang terbakar baru-baru ini, Menara Eiffel, Golden Gate Bridge, Buckingham Palace, Islandia yang dingin, Spanyol, hingga Kefalonia di Yunani.
Kalau kamu, lebih suka berpose unik seperti Stephanie atau apik layaknya travel blogger atau influencer idolamu?