Arab Saudi Akan Berlakukan Visa Turis untuk Pertama Kalinya pada 2018

26 November 2017 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riyadh, Arab Saudi. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Riyadh, Arab Saudi. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Kerajaan Arab Saudi akan menerapkan pemberlakuan visa khusus wisata untuk pertama kalinya. Melalui Kepala Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Nasional Kerajaan Saudi, Pangeran Sultan bin Salman, mengungkapkan bahwa visa ini dikhususkan untuk tujuan wisata.
ADVERTISEMENT
"Targetnya adalah mereka yang benar-benar ingin merasakan pengalaman menjelajahi dan melihat kebesaran negara ini," ucap Pangeran Sultan dikutip dari The Independent pada Minggu (26/11).
Kepada CNN Money, Pangeran Sultan akan memberlakukan visa wisata pada tahun 2018. Visa wisata ini setara dengan izin masuk Arab Saudi yang telah ada sebelumnya seperti visa bisnis, haji dan umrah, atau kunjungan keluarga.
Pembangunan pariwisata adalah strategi baru yang dilakukan Kerajaan Saudi untuk mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap minyak. Langkah awal yang ditempuh adalah membangun resort mewah di 50 pulau yang tersebar di wilayah Laut Merah. Pembangunan resort bertujuan untuk memenuhi ambisi Arab Saudi yang ingin memiliki tempat wisata semewah Las Vegas di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pariwisata Saudi memasang target akan mendatangkan 30 juta wisatawan pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, Kerajaan Saudi menargetkan belanja wisatawan tahunan sebanyak 35 miliar dolar AS pada tahun 2020.
Kerajaan Saudi tidak pernah menjadi pilihan tujuan berlibur oleh para wisatawan. Orang-orang datang ke Saudi untuk menunaikan ibadah haji, bekerja, atau mengunjungi sanak famili. Hukum Islam yang masih diberlakukan sering bertentangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku di industri pariwisata.
Perlahan tapi pasti, penguasa Saudi mulai mengubah pendekatannya. Pada Oktober 2018, putra mahkota Mohammed bin Salman menyatakan bahwa Kerajaan Saudi akan kembali kepada "Islam yang moderat dan terbuka". Beberapa langkah progresif telah ditunjukkan oleh pemerintah yang dipimpin oleh Raja Salman.
ADVERTISEMENT
Pencabutan larangan menyetir bagi perempuan mengisyaratkan mulainya berakhirnya era konservatif yang telah lama menyelimuti negeri petrodollar. Di samping itu, resort mewah yang tengah dibangun di Laut Merah kelak tidak akan melarang wisatawan menggunakan bikini. Meski terdapat beberapa aturan konservatif yang tersisa seperti regulasi ketat teater dan bioskop yang dapat menghambat dunia pariwisata.
Ambisi Kerajaan Saudi di industri pariwisata memiliki pekerjaan rumah penting di sektor keamanan. Wilayah Kerajaan Saudi dikelilingi medan perang. Saudi bertetangga dengan Yaman dan Suriah, dua negara yang dikoyak oleh perang saudara berkepanjangan.
Kota-kota penting di Saudi seperti Riyadh, Jeddah, dan Dhahran sangat rentan terhadap serangan teror, setelah serangan roket yang nyaris menghantam bandara di ibu kota Saudi.
ADVERTISEMENT