Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Awal Tahun 2019, Lion Air Catat Kinerja Tepat Waktu Hingga 85 Persen
ADVERTISEMENT
Maskapai bersimbol singa merah, Lion Air kerap kali diasosiasikan sebagai maskapai penerbangan yang 'rajin' delay atau menunda penerbangan. Penundaan ini membuat para penumpang mau tak mau berangkat dan tiba lebih lama akibat bergesernya waktu keberangkatan.
ADVERTISEMENT
Harga tiketnya yang relatif lebih murah ketimbang maskapai lainnya, mau tak mau jadi alasan para penumpang untuk merasa keterlambatan pesawat sebagai hal yang wajar. Namun, ternyata ada hal menarik yang terjadi pada periode Januari-Maret 2019.
Data OTP merupakan ketepatan pesawat saat kedatangan (arrival) atau keberangkatan (departure) dalam waktu kurang dari 15 menit dari jadwal yang ditentukan. Penghitungan tersebut dilakukan berdasarkan laporan Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group secara tepat waktu dan bersamaan (real time) pada triwulan pertama 2019.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan resmi yang diterima kumparan, peningkatan kinerja terkait ketepatan waktu tersebut merupakan upaya Lion Air untuk mewujudkan komitmen menghadirkan layanan yang terbaik pada pelanggan. Tak hanya berangkat tepat waktu, Lion Air juga berupaya agar para pelanggan bisa merasakan kenyamanan saat terbang dengan mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first).
Lion Air juga mengungkapkan, bahwa seluruh lini maskapainya akan selalu patuh dan menerapkan budaya keselamatan (safety culture). Guna memastikan kelancaran penerbangan setiap hari dan berusaha menjaga tingkat ketepatan waktu, sejalan menjawab pergerakan penumpang dan pesawat, Lion Air akan senantiasa melakukan koordinasi intensif bersama pihak terkait.
Caranya dengan menjalankan strategi yang tepat agar operasional berada pada level terbaik secara konsisten, sehingga berdampak positif terhadap kualitas layanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan. Lion Air mengaplikasikan standar prosedur pengoperasian pesawat udara menurut aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat, serta hal lainnya.
Pengoperasian pesawat milik Lion Air Grup juga mengikuti prosedur yang diterapkan oleh DKPPU (Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara), Kementerian Perhubungan RI. Untuk mengoptimalkan pesawat, Lion Air melakukan pengelolaan dengan sistem rotasi (pergerakan pesawat) yang disesuaikan dengan jarak pada rute, infrastruktur bandar udara, tingkat keterisian penumpang (load factor), dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Lion Air menggunakan sistem yang terstruktur dan koordinasi yang berkesinambungan antara perawatan pesawat (maintenance), tim operasional, serta keputusan yang cepat (quick action), guna menentukan rotasi baru apabila ada hambatan yang terjadi di lapangan (irregularities). Hal ini dilakukan untuk mengurai dampak keterlambatan penerbangan.
Untuk pengaturan mekanisme operasi pesawat, Lion Air memiliki utilisasi 8-9 jam per hari, rata-rata enam pesawat menjalani perawatan (schedule maintenance), serta rata-rata lima pesawat sebagai cadangan (stand by). Hingga saat ini, Lion Air melayani jaringan ke lebih dari 51 kota tujuan domestik dan internasional dengan rata-rata 400 frekuensi penerbangan per hari.
Seiring meningkatkan kualitas layanan melalui OTP, Lion Air menawarkan konsep “tren perjalanan udara simpel”, sesuai era kekinian atau Millennials Traveling. Jika traveler akan membawa bagasi saat bepergian, maka dapat membeli bagasi. Sebaliknya, bila berangkat tanpa bagasi, maka tidak perlu membayar bagasi, sehingga lebih ekonomis karena disesuaikan dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENT