Banyak Kursi Kosong, Alasan Sriwijaya Air Rilis Sriwijaya Travel Pass

3 Mei 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosialisasi Sriwijaya Travel Pass. (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi Sriwijaya Travel Pass. (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kamu pasti tidak asing dengan maskapai Sriwijaya Air. Secara resmi pada 9 April 2018 lalu, maskapai asal Indonesia ini meluncurkan produk membership baru bernama Sriwijaya Travel Pass.
ADVERTISEMENT
Produk ini menawarkan terbang keliling Indonesia tanpa batas kapanpun dan di manapun selama setahun dengan hanya membayar Rp 12 juta.
Sriwijaya Travel Pass (Foto: Dok. member.sriwijayaair.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya Travel Pass (Foto: Dok. member.sriwijayaair.co.id)
Program inovatif ini adalah program pertama dan satu-satunya di Indonesia, setelah sempat dilakukan oleh salah satu perusahaan maskapai di Amerika Serikat.
Direktur Komersil Sriwijaya Air, Toto Nursatyo, menuturkan bahwa hadirnya Sriwijaya Travel Pass dilatarbelakangi kosongnya 15 persen seat setiap tahunnya, dari 15 juta seat yang tersedia.
"Kita dan direksi berpikir bagaimana caranya meng-utilize seat kosong yang tersedia selama penerbangan, karena biaya yang dikeluarkan sama saja apabila seat tersebut terisi atau tidak," ujar Toto, saat ditemui kumparanTRAVEL di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Toto Nursatyo di sosialisasi Sriwijaya Travel Pass (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toto Nursatyo di sosialisasi Sriwijaya Travel Pass (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Berlaku selama 365 hari setelah masa pembelian, Sriwijaya Travel Pass bisa didapatkan dengan mendaftar pada website resmi.
ADVERTISEMENT
Dengan membayar sebesar Rp 12 juta, kamu menjadi member Sriwijaya dan dapat keliling Indonesia tanpa batasan dan tanpa blackout date. Produk ini bahkan dapat kamu gunakan saat peak season, asalkan seat untuk penerbangan yang kamu tuju masih tersedia.
Meski terkesan sangat murah, Toto menuturkan bahwa Sriwijaya Travel Pass tidak akan memberi kerugian bagi konsumen dan perusahan Sriwijaya sendiri.
"Sudah dirancang dan dihitung probabilitasnya. Jumlah membership-nya juga terbatas, jadi hanya sekitar 2 juta saja slot yang tersedia. Rugi atau tidaknya konsumen itu tergantung intensitas penggunaannya saja, semakin sering dia gunakan, maka akan semakin untung," tuturnya.
Toto Nursatyo di sosialisasi Sriwijaya Travel Pass (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toto Nursatyo di sosialisasi Sriwijaya Travel Pass (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Membidik corporate, penumpang baru, dan milenial, dalam jangka panjang Sriwijaya Travel Pass diharapkan dapat mengembangkan konsumennya menjadi frequent flyer yang loyal.
ADVERTISEMENT
"Mengakomodir kebutuhan perusahaan yang punya banyak cabang, misalnya untuk menghemat biaya traveling, untuk antisipasi kebutuhan millenial market, gali pelanggan baru yang belum pernah terbang atau belum pernah coba Sriwijaya Travel Pass. Itu tujuan kita meluncurkan produk membership ini," katanya lagi.
Mirip dengan layanan All You Can Eat, Sriwijaya Travel Pass ini belum termasuk biaya di luar Basic Fare seperti Airport Tax, PPN, asuransi, dan administrasi.
Biaya-biaya tersebut harus kamu bayar secara terpisah dari travel pass milikmu setiap kali melakukan pembelian. Dan yang perlu kamu ingat adalah Sriwijaya Travel Pass tidak dapat dipindahtangankan, jadi hanya bisa digunakan oleh member yang terdaftar saja.
Sementara ini, Sriwijaya Travel Pass hanya dapat digunakan untuk penerbangan domestik. "Untuk rute internasional belum ada travel pass, karena pilihannya masih sedikit, jadi kurang menarik.
ADVERTISEMENT
Selain itu kita juga fokus untuk membawa wisman ke Indonesia, bukan wisatawan Indonesia ke luar negeri. Ada delapan kota yang jadi fokus wisata kita, seperti Bangka, Belitung, Silangit, dan Labuan Bajo," tutup Toto.