Begini Strategi Kemenpar Pulihkan Pariwisata Terdampak Tsunami

27 Desember 2018 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata di Anyer (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata di Anyer (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
ADVERTISEMENT
Tsunami di Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu tak hanya meninggalkan luka saja. Tapi juga membuat sejumlah industri seakan mati suri, tak terkecuali industri pariwisata.
ADVERTISEMENT
Deretan hotel, kios penjual makanan yang awalnya ramai, kini rata dengan tanah. Mereka yang rindu dengan suasana pantai juga seolah tak melirik Banten, Lampung, atau Tanjung Lesung lagi.
Melihat satu dari 10 Bali barunya diterpa bencana, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun langsung mengambil sebuah langkah jitu. Ya, menteri asal Banyuwangi ini punya tiga strategi demi memulihkan pariwisata wilayah terdampak tsunami.
Dari keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL, langkah pertama yang akan dikerjakan adalah dengan memulihkan SDM atau lembaga terkait. Arief menuturkan akan melakukan trauma healing untuk pelaku industri pariwisata dan masyarakat sekitar kawasan yang terkena tsunami.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya Meninjau Langsung Pantai Carita (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata, Arief Yahya Meninjau Langsung Pantai Carita (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
“Kita pulihkan SDM dan kelembagaannya melalui kegiatan trauma healing untuk masyarakat yang berdomisili dan memiliki usaha di destinasi wisata, termasuk para pekerja di sektor industri pariwisata, seperti pegawai hotel, komunitas, dan industri pariwisata itu sendiri,” ujar Menpar Arief Yahya, di Posko Labuan, Pandeglang, Banten.
ADVERTISEMENT
Menpar juga akan meminta pada pihak terkait untuk memberikan relaksasi dibidang keuangan, termasuk cicilan ke bank. Pasalnya, para stakeholder terkait yang menjadi korban tsunami pasti akan kesulitan untuk membayar cicilan atau tagihan.
Selanjutnya, strategi kedua yang akan dilakukan oleh menteri yang akrab disapa AY ini adalah memulihkan pemasaran. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya pada masyarakat agar mau kembali berwisata ke pesisir Selat Sunda.
Menpar, Arief Yahya, Berada di Lokasi Terdampak Tsunami (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
zoom-in-whitePerbesar
Menpar, Arief Yahya, Berada di Lokasi Terdampak Tsunami (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
Langkah jitu yang akan Arief ambil adalah dengan membuat event-event pemerintahan dan juga mengundang seluruh Kementerian, serta Lembaga untuk turut mengadakan acara di sana. Sebagai bentuk keseriusan, kementerian yang dipimpinnya akan menjadi yang pertama untuk menggelar rapat di sebuah hotel di Anyer.
“Awal Januari mendatang, Kementerian Pariwisata akan menggelar rapat koordinasi pemulihan pasca tsunami, lokasinya di salah satu hotel tidak terdampak di kawasan Anyer,” papar Arief.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, agar wisatawan hingga investor percaya lagi adalah melalui keteladanan dari pemerintah. Seperti saat gempa di Lombok dirinya berkali-kali ke sana dan hasilnya ada penambahan investasi di Mandalika sebesar 1 milliar dolar Amerika.
"Poinnya adalah ketika pemerintah turun ke lapangan. Tidak perlu banyak bicara sudah pasti akan pulih. Baik dari wisatawan ataupun investor,” tambah Menpar.
Menteri Pariwisata di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
Kemudian cara terakhir untuk memulihkan pariwisata di lokasi yang terkena tsunami adalah dengan pemulihan destinasi. Dalam hal ini Kementerian Pariwisata akan menggandeng kementerian atau lembaga lain untuk bersama-sama membenahi pariwisata di wilayah terdampak tsunami.
“Semisal menyurati KemenPUPR, atau menyarikan Dana Alokasi Khusus. Di sana peran Kemenpar untuk selalu mendampingi,” ujar Menpar Arief Yahya.
ADVERTISEMENT
Arief Yahya berharap masa pemulihan ini bisa dilakukan dalam waktu tiga bulan. Namun, dirinya memprediksi recovery khusus untuk wilayah Anyer dan sekitarnya hanya butuh satu bulan saja.
“Karena bila melebihi tiga bulan, pelaku industri sudah tidak kuat lagi. Hal ini juga terjadi di Bali dan Lombok pasca bencana,” pungkasnya.