Berencana Traveling ke Myanmar? Yuk, Intip 5 Tips dari Kadek Arini

17 April 2018 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadek Arini di Myanmar. (Foto: Dok: Kadek Arini)
zoom-in-whitePerbesar
Kadek Arini di Myanmar. (Foto: Dok: Kadek Arini)
ADVERTISEMENT
Myanmar. Negara yang dikenal sebagai negara seribu candi ini memang layak disambangi. Bagaimana tidak, dengan banyaknya candi dan bentuknya yang menawan, kamu akan merasa seperti sedang berada di negeri dongeng.
Bagan. (Foto: Flickr/Laszlo Bolgar)
zoom-in-whitePerbesar
Bagan. (Foto: Flickr/Laszlo Bolgar)
Travel blogger Kadek Arini telah membuktikan keindahan negara ini lewat tripnya beberapa waktu lalu. Ia menuturkan ketertarikannya pada negara ini ketika ditemui kumparanTRAVEL beberapa waktu lalu di daerah Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
“Aku pernah baca kalau di Bagan itu magical banget, karena ada 2000-an candi. Itu yang bikin aku tertarik aja buat eksplorasi ke sana, dan ternyata tempatnya itu bagus banget,” katanya.
Meski hanya lima hari dan cuma bisa mengunjungi Yangon serta Bagan, Kadek tetap merasa senang dapat menyambangi Myanmar. Hal ini karena dirinya bisa menikmati indahnya negeri seribu candi tersebut dan mengenal budayanya. 
Tak hanya itu, Kadek juga dengan senang hati berbagi tips bagi kamu yang ingin berkunjung atau sedang mempersiapkan rencana perjalanan ke Myanmar. Penasaran? Yuk, intip tipsnya!
1. Keluar di pagi dan sore hari
Sunrise di Myanmar. (Foto: Flickr/Lucien Muller)
zoom-in-whitePerbesar
Sunrise di Myanmar. (Foto: Flickr/Lucien Muller)
Menurut Kadek, waktu terbaik untuk mengeksplorasi Myanmar adalah di pagi hari untuk melihat sunrise dan sore hari menjelang sunset, karena cuaca Myanmar yang sangat panas di siang hari. 
ADVERTISEMENT
“Biasanya aku keluar dari pagi sampai jam 10 terus balik lagi masuk hotel. Sorenya keluar lagi dari jam 4 sore buat ngejar sunset,” tutur Kadek. 
2. Menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup
Budaya penduduk Myanmar yang religius dan kental akan nuansa Buddha membuat penduduknya terbiasa dengan pakaian tertutup. Apalagi dengan kondisi pemukiman yang padat candi, di mana candi-candi tersebut digunakan sebagai tempat ibadah. Oleh sebab itu, gadis berusia 26 tahun ini menyarankan untuk menggunakan pakaian yang tertutup. 
"Jangan pakai celana pendek. Sebisa mungkin pakainya celana atau rok panjang. Karena kita 'kan masuk pagoda, selayaknya kita masuk ke tempat ibadah, harus sopan, entah itu menutupi bahu atau dengkul," tuturnya. 
ADVERTISEMENT
3. Membawa perlengkapan yang mampu mengurangi paparan sinar matahari
Memperlambat Penuaan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Memperlambat Penuaan (Foto: Thinkstock)
Selain karena budaya dan agama yang dianut penduduk Myanmar, Kadek menuturkan bahwa penggunaan pakaian tertutup akan sangat membantu kamu saat traveling, karena cuaca Myanmar yang panas dan gersang. Menurutnya, jika menggunakan pakaian minim justru akan merusak kulit. 
Selain itu, jika kamu ingin 'menjejaki' tempat ini, baiknya kamu membawa perlengkapan yang dapat mengurangi radiasi sinar matahari, seperti topi, kacamata, sunblock, dan scarf. "Kalo bisa bawa scarf, karena disana banyak debu," tambahnya. 
4. Cari tempat makan yang lumayan kebersihannya
Ilustrasi tempat makan di Myanmar. (Foto: Flickr/ENERGETIX)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempat makan di Myanmar. (Foto: Flickr/ENERGETIX)
Meski memiliki banyak keindahan, ternyata Myanmar juga masih memiliki kekurangan, salah satunya adalah kebersihan. Baik penduduk biasa hingga penjual makanan memiliki kebiasaan yang kurang baik menurut penuturan Kadek.
ADVERTISEMENT
Jadi, untuk menjaga kondisi saat bepergian, lebih baik kamu perhatikan kebersihan tempat makannya. Hal ini untuk mencegah penyakit di tengah perjalanan.
''Di sana jorok banget, kayak sayur enggak dicuci, terus misalnya es untuk es cendol diambil pake tangan. Bahkan, tiap resto itu ada ember yang sengaja ditaruh di bawah meja buat tempat ludah pengunjung,'' ceritanya.
5. Jangan takut eksplorasi destinasi wisata
Menurut penuturan Kadek, ini adalah pertama kalinya ia melihat banyak candi dalam satu tempat. Ukuran candi yang tidak terlalu besar dan tersebar di setiap sudut kota Myanmar membuat tempat ini wajib untuk dikunjungi.
Gadis lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) itu menuturkan bahwa pemandangan terbaik yang bisa didapatkan ketika berkunjung ke negara ini adalah melihatnya dari atap candi.
ADVERTISEMENT
Masalahnya adalah tidak semua candi dibuka untuk umum dan diizinkan untuk didaki. Mulai Januari lalu, hampir semua candi ditutup kecuali candi-candi yang berukuran besar. Karena hal itu Kadek menyarankan untuk mencari tahu sendiri candi mana yang boleh atau tidak boleh didaki, karena umumnya candi di Myanmar tidak diberi nama. 
"Sebenernya candi itu kan abandoned ya, kecuali candi-candi besar. Tapi ada beberapa candi yang masih boleh dibuka, tapi enggak ada namanya. Buat tahu hal itu, kamu mesti cari sendiri, itulah gunanya kamu sebagai wisatawan diberi e-bike. Karena dari atas candi, kamu bisa lihat candi-candi yang bertebaran, menikmati sunrise, kabut, dan itu bagus banget. Tapi ya itu, harus nemuin sendiri," tutupnya. 
ADVERTISEMENT