Berkeliling Pulau Samosir dengan Kapal Wisata Khas Budaya Batak

3 Januari 2018 12:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal wisata Pulau Samosir. (Foto:  Instagram/@sius_barasa)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal wisata Pulau Samosir. (Foto: Instagram/@sius_barasa)
ADVERTISEMENT
Apa yang kamu pikirkan tentang Sumatera Utara atau Medan? Kulinernya yang menggoda? Atau duriannya yang memikat?
ADVERTISEMENT
Ya, Sumatera Utara memang menjadi salah satu provinsi yang banyak menawarkan pesona wisata maupun kulinernya. Tak hanya terkenal dengan duriannya yang menggugah selera, Sumatera Utara juga terkenal akan kecantikan Danau Toba yang mempesona.
Danau yang terbentuk akibat letusan gunung itu memiliki panjang sekitar 100 km, dengan lebar 30 km dan kedalaman hingga 505 meter. Di tengah danau, kamu bisa menemukan sebuah pulau vuklanik yang dikenal dengan Pulau Samosir.
Danau Toba di Pulau Samosir. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Toba di Pulau Samosir. (Foto: Wikimedia Commons)
Kamu bisa mengelilingi pulau ini dengan kapal wisata yang sudah disiapkan oleh Dinas Pariwisata Samosir. Ya, Dinas Pariwisata Samosir kini memang mempunyai kapan berbentuk rumah adat Batak yang nantinya akan melayani wisatawan.
Kapal wisata ini akan mengajakmu berkeliling atau menyebrangi Danau Toba ke Pulau Samosir dan objek wisata yang berada di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Samosir mendapatkan ide ini dengan mengadopsi hal yang sama dari objek wisata di China. Diharapkan, dengan adanya kapal ini bisa mempertahankan budaya, sekaligus menarik wisatawan lebih banyak lagi.
Kapal dengan biaya Rp 2,3 miliar itu dibuat dari kayu ingul, meranti, dan jior. Memiliki panjang 21,5 meter, lebar 7,5 meter, dan tinggi 9 meter, kapal yang diluncurkan Desember 2017 lalu ini mampu menampung 60 orang.
Seolah tak mau meninggalkan identitas daerahnya, kapal wisata ini didesain dengan sentuhan budaya Batak. Pada bagian dalam kapal dilengkapi dengan ruang rapat dan juga sound system. Sedangkan di bagian atas terdapat ruang nahkoda dan patung Sigale-gale, namun hanya setengah badan.
Kemudian, di samping ruang nahkoda ada rak sepatu khusus untuk meletakan sepatu para penumpang. Penumpang memang diharuskan melepas alas kakinya demi kebersihan.
ADVERTISEMENT
Bagian atap juga dipasang peredam suara. Ketika ada perubahan cuaca pun kondisi kapal akan tetap stabil dan tidak berpengaruh.
Tertarik untuk mencoba?