Biaya Hidup di Islandia Paling Mahal di Eropa, Ini Alasannya

11 Agustus 2019 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aurora Borealis di Islandia Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Aurora Borealis di Islandia Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dikenal sebagai Land of fire and Ice, Islandia menjadi salah satu destinasi yang patut masuk ke dalam bucket list traveler. Di balik dinginnya salju tebal yang menutupi jalan dan rumah-rumah di sekitarnya, Islandia memang menawarkan pemandangan yang menakjubkan bagi mereka yang datang mengunjunginya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari aurora borealis yang menawan di langit malam, Blue Lagoon bernuansa biru yang hangat, Gereja Hallgrimskirkja yang unik, hingga air terjun Skogafoss yang jadi lokasi syuting film Hollywood. Tak heran, alamnya yang terawat dan masih asri jadi alasan traveler memilih Islandia sebagai pilihan traveling yang menyenangkan.
Ngarai Fjadrárgljúfur, Islandia Foto: Wikimedia Commons
Sayangnya, di balik keindahan Islandia, ada satu hal penting yang harus kamu ketahui sebelum berkunjung, yaitu soal biaya hidup yang mahal. Dilansir AFP, menurut data studi yang dikumpulkan Eurostat, Islandia memegang posisi puncak sebagai negara di benua Eropa dengan biaya termahal untuk dikunjungi.
Salah seorang mahasiswa bernama Quint Johnson (22) bercerita pada AFP bahwa ia sempat kaget melihat harga-harga produk yang dijual di Islandia. Misalnya saja seloyang pizza keju original dibanderol dengan harga 2.400 Króna atau setara Rp 278 ribu, sementara segelas anggur dihargai sekitar 2.334 Króna atau sekitar Rp 270 ribu.
Keindahan air terjun Seljalandsfoss di Islandia Foto: Unsplash/Mahkeo
Penulis buku perjalanan "The Naked Traveler" Trinity dalam seri bukunya yang ke-8 juga sempat melontarkan hal yang sama. Tahun 2016, Trinity dan salah seorang sahabatnya berangkat ke Islandia untuk traveling menggunakan tiket promo dari salah satu maskapai berbiaya hemat.
ADVERTISEMENT
Trinity menuturkan dalam bukunya bahwa ia pernah mem-booking hostel seharga kurang lebih Rp 550 ribu per malam per orang (kisaran jika di rupiahkan), itu pun termasuk yang paling murah dan jauh dari pusat kota.
Gereja Hallgrimskirkja di Islandia Foto: Shutter Stock
Untuk makan di restoran fast food, Trinity menghabiskan biaya sekitar Rp 350 ribu hanya untuk paket combo standar berdua. Nasi bungkus porsi kecil di warung India pun harganya sekitar Rp 130 ribu per porsi.
“Hidup di negara Nordik memang mahal,” kata wanita yang akrab disapa Ty itu dalam salah satu bagian bukunya ketika bercerita tentang Islandia, Denmark, Swedia, dan Norwegia yang masuk dalam kelompok negara Nordik.
Mata Air Panas Blue Lagoon di Islandia Foto: Shutter Stock
Lantas mengapa Islandia bisa begitu mahal?
ADVERTISEMENT
Menurut data Eurostat, bukan hanya Islandia yang memiliki biaya hidup tinggi, tetapi juga negara-negara lainnya yang berada di kawasan Sub-Arktik seperti Swiss, Norwegia, dan Denmark. Hanya saja, Islandia memang jadi lebih mahal karena pemerintah setempat memberikan biaya pajak yang tinggi bagi barang-barang impor.
Hal ini dilakukan karena populasi penduduk setempat yang kecil, tetapi memiliki ketergantungan yang tinggi pada barang-barang impor. Konrad Gudjonsson, Chief Cconomist di Iceland Chamber of Commerce, mengungkapkan bahwa selain pajak yang besar, fluktuasi mata uang Króna Islandia juga jadi penyebab kenaikan harga.
Air Terjun Skogafoss di Islandia Foto: Shutter Stock
Sesuai dengan besar biaya hidup yang harus dikeluarkan, pemerintah setempat juga tentunya memberikan upah yang tinggi juga bagi penduduknya. Tahun 2018 lalu, upah rata-rata pekerja full time di Islandia mencapai 632 ribu Króna atau sekitar Rp 73, 2 juta, belum dipotong pajak.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun harga-harga barang di Islandia mampu mengejutkan wisatawan karena mahal, penduduk setempat menganggapnya sebagai harga yang normal. Wajar saja jika Islandia termasuk salah satu negara dengan upah tertinggi di Eropa.
Gimana, sudah tidak penasaran lagi, kan, dengan biaya 'mahal' di Islandia?