Cegah Overtourism, Kota New Orleans Bentuk Tim Pengawas Pariwisata

4 Juli 2019 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
French Quarter di New Orleans, AS Foto: Picryl
zoom-in-whitePerbesar
French Quarter di New Orleans, AS Foto: Picryl
ADVERTISEMENT
Penduduk Kota New Orleans, di Louisiana, Amerika Serikat, tengah mengambil gerakan untuk mencegah terjadinya overtourism di daerahnya. Kota yang populer karena festival Fat Tuesday (Mardi Gras), musik jazz, dan kulinernya tersebut mulai mengambil langkah setelah melihat dampak overtourism yang terjadi di Venesia dan Amsterdam.
ADVERTISEMENT
Penduduk setempat bahkan membentuk sebuah kelompok independen bernama The New Orleans Sustainable Tourism Task Force. Kelompok ini berisi warga lokal yang prihatin akan tingginya jumlah kunjungan melebihi kapasitas kota tersebut, membuat laporan berdasarkan penelitian selama setahun dan hasil analisa.
Menurut laman Independent, langkah ini diambil New Orleans karena kini mereka menerima kunjungan dengan total wisatawan lima kali lebih besar dari pada jumlah warganya.
Dari laporan yang dikeluarkan oleh The New Orleans Sustainable Tourism Task Force, New Orleans diklaim mengalami degradasi, karena pertumbuhan jumlah wisatawan tidak berbanding lurus dengan pengeluaran mereka. "Lebih banyak pariwisata, belum tentu lebih baik," kata laporan tersebut.
Festival Mardi Gras di New Orleans, Amerika Serikat Foto: Shutter Stock
Sebab, jumlah wisatawan yang tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2017 hanya berbuah peningkatan pengeluaran sebesar 1,3 persen saja. Dalam laporan tersebut, salah satu degradasi yang disebutkan akibat tingginya wisatawan adalah tingkat kualitas hidup yang didapatkan di kawasan hunian.
ADVERTISEMENT
Baik di sekitar kawasan bersejarah yang ada di kota, hunian penduduk lokal, hingga pengalaman para pengujung itu sendiri. Area lain yang teridentifikasi mengalami dampak kurang baik akibat wisata adalah penginapan yang disewakan dalam jangka waktu pendek, Airbnb misalnya.
Bourbon Street di New Orleans, AS Foto: Flickr/Lars Plougmann
Biaya sewa Airbnb yang lebih tinggi dibandingkan penginapan milik penduduk lokal memaksa mereka untuk ikut serta meningkatkan harga. Tidak hanya itu saja, overtourism juga meninggalkan kesan negatif lainnya, karena beberapa persoalan terkait kebersihan, keberadaan tunawisma, serta suasana dan tingkat keamanan di kawasan Bourbon.
"Puluhan tahun pariwisata massal yang tidak dikelola dengan baik membanjiri pusat bersejarah, salah satunya French Quarter. Kepadatan ini bermanifestasi dalam berbagai bentuk, antara lain tingginya jumlah penduduk, munculnya rasa tidak hormat pada warga lokal, tarif parkir yang terlalu tinggi, kebisingan, dan kejahatan.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, hubungan antara penduduk daerah dengan pesat bersejarah mereka sendiri pun terpurus," kata laporan tersebut, seperti diberitakan Independent.
New Orleans Pride Parade 2016 Foto: Flickr/Tony Webster
Untuk mengatasi hal ini, The New Orleans Sustainable Tourism Task Force berencana untuk membangun pendekatan holistik yang menempatkan masyarakat sebagai garda utamanya.
"Tujuannya untuk mendorong dan menginformasikan pada masyarakat tentang masalah yang dihadapi industri pariwisata New Orleans dan masyarakat luas," kata laporan itu.
Mereka akan mencoba menghilangkan stigma bahwa Bourbon Street merupakan kawasan pesta sepanjang waktu (24/7), menggunakan standar baru, dan memperkenalkan program baru pada wisatawan, yang hasilnya dapat memberikan manfaat yang lebih besar pada musisi dan partisipan budaya lainnya, sambil memulihkan keaslian budaya di kawasan itu.