Cerita Obama Tentang Momen Favorit saat Traveling

13 Juni 2019 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barack Obama Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Barack Obama Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, media asal Britania Raya, BBC, berkesempatan untuk mewawancarai mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dalam kesempatan itu, pihaknya membahas seputar dunia traveling, termasuk pengalaman dari Presiden ke-44 Negeri Paman Sam itu.
ADVERTISEMENT
Pada awal perbincangan, Obama menuturkan bahwa semua perjalanan yang pernah ia lakukan menyenangkan. Sehingga ia merasa sulit menentukan pengalaman yang paling berkesan.
“Bagi saya, bepergian dengan anak-anak saya adalah hal yang paling berkesan,” katanya.
Mantan Presiden AS, Barack Obama Foto: Shutter Stock
Ya, Obama menuturkan bahwa perjalanan paling berkesan dilakukan saat bersama kedua putrinya. Bahkan, kesempatan ini juga membuat dirinya tersadar dan menemukan banyak pengalaman yang tak terlupakan.
Salah satunya adalah saat Obama dan kedua anaknya pergi ke benteng dan istana bersejarah di Rusia yakni Kremlin. Saat melakukan perjalanan tersebut, Obama masih menjadi presiden dan sang anak Sasha berusia sekitar tujuh tahun.
“Dia seperti memakai jas hujan, sehingga terlihat seperti mata-mata internasional,” kenang Obama.
Obama Foto: Shutter Stock
Setelah berkunjung dari Rusia, Obama melanjutkan perjalanan ke Italia untuk keperluan G20. Sementara, kedua anaknya pergi ke Roma dan Vatikan untuk bertemu Paus.
ADVERTISEMENT
“Lalu kami pergi ke Ghana dan menari-nari di landasan,” ceritanya.
Baginya, (kala itu) melihat anak berusia 10 tahun dan 7 tahun adalah suatu pengalaman yang akan selalu diingat. “Jadi bila Anda bisa mengajak anak melakukan perjalanan yang sangat menyenangkan, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan Anda, sebab mereka tidak mampu membelinya,” papar Obama.
Selain pergi bersama kedua anaknya, Obama juga membagikan kisah perjalananya saat pergi ke Kenya. Kenya sendiri merupakan negara asal sang ayah, sementara Obama sendiri dibesarkan di Amerika Serikat.
Salah satu alasan Obama pergi ke Kenya untuk mengetahui tanah asalnya dan bertemu dengan anggota keluarga yang belum pernah ditemui. Maka dari itu, ia memutuskan untuk menghabiskan waktu selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
“Perjalanan pertama saya ke Kenya ketika berusia pertengahan 20-an. Saya lulus dari perguruan tinggi, sudah bekerja dan ayah saya telah meninggal,” katanya.
Mantan Presiden AS, Barack Obama. Foto: REUTERS/Mark Makela
Tapi, sebelum tiba di Kenya, Obama singgah di Eropa terlebih dahulu. Saat itu pula menjadi pengalaman pertamanya menginjakan kaki di Eropa.
"Perjalanan itu mengesankan, karena saya menemukan jati diri saya. Saya bepergian sendirian dan membeli baguette, keju, dan kadang anggur untuk dimakan setiap hari,” ujar Obama.
“Saya masih ingat saat naik bus dari Madrid ke Barcelona selama semalam, bahasa Spanyol saya tidak terlalu bagus, tetapi saya bisa berkomunikasi sedikit. Saya juga berteman dengan sesama pelancong di bus yang tidak bisa berbahasa Inggris,” lanjutnya.
Mantan Presiden AS, Barack Obama. Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Obama juga mengenang, bahwa selama perjalanan, pelancong tersebut berbagi beberapa roti dan anggur dengannya. Kemudian keesokan harinya saat tiba di Barcelona, keduanya berpisah karena Obama melanjutkan perjalanan ke Rambla (sebuah jalan di Barcelona).
ADVERTISEMENT
“Jadi, perjalanan seperti itu mengesankan, karena mereka adalah bagian dari saya sebagai anak muda yang mencoba menemukan tempat di dunia,” paparnya.
Obama juga menuturkan bahwa salah satu manfaat industri perjalanan adalah untuk mengingatkan orang-orang, jika ada nilai luar biasa dari keanekaragaman di bumi ini.
“Dan perbedaan itulah yang membuat makanan di Seville berbeda dari makanan di Bangkok,” kata Obama.
Bagi Obama, perjalanan juga mengingatkan tentang apa yang kita bagi, dan kemampuan untuk saling mengenali satu sama lain. Bagaimana menurutmu?