Cerita Pak Itam Kembangkan Lokasi Wisata di Pulau Banyak

11 Januari 2019 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Banyak, Aceh Singkil. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Banyak, Aceh Singkil. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pondok beratap daun rumbia kering berdiri tegak di pinggir Pulau Panjang. Kilauan cahaya senja dari arah Barat menyoroti terumbu karang pinggiran pantai. Mirzal (39) melempar senyum, melambaikan tangan menyambut wisatawan singgah di warung kopi miliknya.
ADVERTISEMENT
Pasir putih dan biru tosca laut menjadi pilihan wisatawan menepi ke warkop Mirzal yang akrap disapa Pak Itam oleh masyarakat di Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Saban hari dia selalu memantau perahu-perahu yang akan singgah ditempatnya. Jika ada perahu yang hendak parkir, Pak Itam langsung sigap mendatangi wisatawan.
“Selamat datang ditempat kami,” ucapnya kepada wisatwan sambil membantu guide untuk menyandarkan perahu di bibir pantai pulau tak berpenghuni itu.
Warkop Pak Itam menjadi idola masyarakat Pulau Banyak. Pengunjung tidak hanya wisatawan dari luar daerah, tapi juga masyarakat lokal yang ingin menikmati segarnya udara dan spot pemandangan yang memanjakan mata.
Letak warung Pak Itam tepat berada di pinggir pantai Pulau Panjang. Hanya berjarak empat meter dari bibir pantai. Tepat di pinggiran pasir putih yang lembut bak mutiara. Pulau Panjang hanya berjarak sekitar 15 menit dari Ibu Kota Kecamatan Pulau Banyak.
ADVERTISEMENT
Pak Itam mengisahkan, Pulau Panjang awalnya tidak ada yang mengurus, bahkan dilewatkan begitu saja. Sebab, dinilai tidak memiliki daya tarik seperti pulau lainnya di Kepulauan Banyak.
“Mungkin karena dianggap terlalu dekat dengan Ibu Kota Kecamatan Pulau Banyak (yang berpenduduk), makanya wisatawan enggan singgah ke pulau ini,” ujarnya pada kumparanTRAVEL, Jumat (11/1).
Pak Itam mencoba membuka usaha kecil-kecilan di Pulau Panjang sejak Maret 2018. Dia bekerja sendiri membersihkan areal lokasi di atas lahan tempat warungnya didirikan. Perlahan mendirikan pondok-pondok kecil serta beberapa kursi dan meja.
“Saya buka sendiri, saya bersihkan lalu pelan-pelan saya dirikan satu persatu, mulai dari bangku, meja yang terbuat dari ranting pohon. Pondok hingga tempat sampah saya buat dari kayu juga. Daripada dibuang atau dibakar, mending saya gunakan saja,” katanya.
Pulau Banyak, Aceh Singkil. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Banyak, Aceh Singkil. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Kerja keras tak pernah menghianati hasil, lambat laun warkop Pak Itam mulai ramai didatangi pengunjung. Banyak foto-toto yang diabadaikan anak muda di sana, kemudian di unggah ke akun sosial media masing-masing. Sehingga menarik perhatian para wisatawan lainnya yang penasaran ingin mendatangi warung Pak Itam.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang foto terus diunggah di sosial media. Banyak warga yang penasaran, lalu saban hari selalu ada pengunjung yang singgah ke tempat saya meski belum terlalu banyak,” ungkapnya.
Awalnya Pak Itam hanya menyediakan jasa fasilitas bagi pengunjung untuk bersantai. Selain itu, sebagai lokasi camping bagi wisatawan yang datang ke Pulau Banyak. Namun, penghasilan yang ia dapatkan tidak mendongkrak ekonominya.
“Wisatawan yang ingin camping cukup membayar 50 ribu saja. Tapi jumlah wisatawan yang ingin berkemah tidak banyak. Dalam sebulan itu, belum tentu ada (wisatawan) yang camping,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata keberadaan Pak Itam memancing minat warga lainnya. Warung Pak Itam menjadi pemantik masyarakat untuk membuka usaha dan mendirikan fasilitas lainnya di Pulau Panjang tersebut.
ADVERTISEMENT
“Semakin banyak yang datang, lalu warga lainnya juga mendirikan warung-warung kopi, kemudian berdiri resort mewah. Banyak yang tidak menyangka warkop saya dijadikan magnet bagi warga. Bahkan ada yang mau membeli warkop dan tanah saya ini dengan harga ratusan juta. Tapi saya tolak, saya ingin hidup dari hasil keringat saya saja dan usaha yang saya buat,” kisah Pak Itam.
Kini, Pulau Panjang jadi salah satu pulau yang wajib dikunjungi wisatawan bila ke Pulau Banyak. Masyarakat di sana sudah membuat penangkaran karang agar wisatawan bisa menikmati terumbu karang di Pulau Panjang sambil snorkeling.
Sejak warkop Pak Itam berdiri, diikuti dengan banyaknya pembangunan resort hingga fasilitas lainnya. Resort mewah dengan harga permalam Rp 1,2 juta seperti Kimo Resort juga dibangun di pulau itu.
ADVERTISEMENT
Kepulauan Banyak terus berbenah, segala infrastruktur pengunjung untuk memanjakan wisatawan terus di tambah. Tak terkecuali, bagi mereka yang ingin menikmati panorama alam. Di Pulau Panjang contohnya, pulau yang terletak tidak terlalu jauh dengan Kecamatan Pulau Banyak, kini sudah banyak akses yang bisa dinikmati.
Bagi wisatawan yang ingin berwisata ke sana tidak perlu khawatir. Karena semua fasilitas seperti warung kopi, restoran hingga akses transportasi yang sudah memadai.