Di Nepal Ada Tradisi Mengasingkan Wanita Saat Haid Demi Hindari Sial

15 Januari 2019 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
ADVERTISEMENT
Sebuah tradisi dari Nepal baru-baru ini menimbulkan kegemparan, karena mengakibatkan kematian seorang ibu dan dua anak lelakinya di distrik Bajura. Sang ibu bernama Amba Bohara (35) dan anak-anaknya yang berusai 12 dan 9 tahun ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk menstruasi pada Rabu, (9/1).
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Amba dan anak-anaknya meninggal karena keracunan asap perapian yang dinyalakan dalam gubuk tak berjendela yang mereka huni. Diperkirakan mereka meninggal akibat menghirup asap yang muncul dari perapian yang digunakan untuk menghangatkan badan saat musim dingin menerpa Nepal.
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Lantas, apa hubungan antara tradisi yang dianut penduduk Nepal dan kematian Amba? Amba dan kedua anaknya saat itu ditemukan maninggal dengan posisi meringkuk di dalam gubuk menstruasi.
Sebuah tempat yang digunakan oleh penduduk Nepal untuk mengasingkan para wanita yang sedang berada dalam masa menstruasi ataupun nifas setelah melahirkan. Menurut kepercayaan, wanita menstruasi akan diasingkan selama lima hingga tujuh hari, sedangkan ibu nifas akan bersama bayinya 21 hari dalam gubuk.
Penduduk setempat percaya bahwa ketika wanita berada dalam masa menstruasi, berarti mereka memasuki masa tercemar dan dapat membawa kesialan atau petaka bagi keluarganya atau lingkungan sekitar. Untuk itu, mereka harus diusir dari rumah dan diasingkan, hingga akhirnya sehat kembali.
ADVERTISEMENT
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Tradisi ini dikenal dengan nama Chhaupadi. Tradisi Chhaupadi tak cuma berlaku pada wanita yang belum bersuami, tapi juga yang telah menikah. Bahkan termasuk wanita yang baru saja melahirkan atau yang berada dalam masa nifas.
Menurut bahasa Nepal, Chhaupadi, berarti memiliki kenajisan dan telah berlangsung secara turun-temurun selama ratusan tahun. Menurut tradisi Chhaupadi, wanita yang sedang menstruasi atau dalam masa nifas akan tinggal di tempat yang terpisah berbentuk gubuk yang dikenal sebagai gubuk menstruasi.
Biasanya gubuk menstruasi dibuat secara khusus oleh keluarga untuk anak-anak perempuan dan menantu mereka. Misalnya gudang pertanian, lumbung, atau gubuk di antara kandang sapi, kerbau, atau kambing yang berbau tidak sedap.
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Bahkan di beberapa desa wanita yang dianggap sial ditempatkan satu tempat dengan binatang ternak dalam kandang. Selama satu minggu, wanita menstruasi akan dibiarkan tidur sepanjang waktu dalam gubuk,
ADVERTISEMENT
Mereka juga tidak diizinkan untuk memasak atau menyentuh ternak. Apabila ada kambing atau sapi yang tersesat ke dalam gubuk mereka, para wanita itu harus memanggil orang lain untuk menghalaunya, agar ternak tersebut tidak jatuh sakit.
Menurut keyakinan masyarakat setempat, apabila wanita yang sedang menstruasi atau masa nifas dibiarkan tinggal dalam rumah dan tidak diasingkan ke gubuk khusus, maka akan ada hal aneh yang hadir meliputi keluarganya. Beberapa di antaranya seperti harimau yang datang, rumah terbakar, atau kepala rumah tangga yang menderita sakit secara tiba-tiba.
Wanita di Nepal (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita di Nepal (Foto: Shutter Stock)
Dilansir New York Times, seorang penduduk Nepal bernama Runcho mengatakan, bahwa ia pernah tidak sengaja menabrak putrinya saat sedang menstruasi dan kehilangan penglihatan selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Pada siang hari, mereka juga tidak boleh bekerja dan tidak boleh melakukan kontak dengan penduduk desa lainnya. Sedangkan untuk masalah makan, makanan mereka akan dihidangkan oleh anggota keluarga.
Selain itu, wanita yang sedang menstruasi dan dalam masa nifas juga dilarang melakukan ibadah, menyentuh ikon agama, pria, dan sumber air yang digunakan secara umum oleh masyarakat. Mereka juga tidak diizinkan untuk mandi dan mencuci pakaian.
Gubuk menstruasi yang dipakai untuk tradisi chhaupadi di Nepal (Foto: Flickr/thisismysansar1)
zoom-in-whitePerbesar
Gubuk menstruasi yang dipakai untuk tradisi chhaupadi di Nepal (Foto: Flickr/thisismysansar1)
Walau keluarga para wanita tidak menginginkan anak atau menantunya diasingkan, tapi mereka umumnya akan merasa malu karena tekanan sosial dari masyarakat. Sehingga mau tidak mau mereka akan pergi dari rumah dan mengasingkan diri, mengikuti tradisi Chhaupadi yang berlaku.
Bukan cuma di Nepal, menurut laporan dari Dana Populasi PBB, anggapan bahwa wanita menstruasi dapat membawa sial juga dipercaya masyarakat Uganda dan beberapa negara di benua Afrika lainnya. Di Uganda, siswi yang sedang menstruasi takut diejek saat mengalami periode bulanan di sekolah.
Lanskap pemukiman yang berada di sekitar kawasan pegunungan Himalaya (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Lanskap pemukiman yang berada di sekitar kawasan pegunungan Himalaya (Foto: Shutter Stock)
Sedangkan di negara Afrika lainnya, wanita menstruasi tidak boleh memasak, beribadah, dan mengikuti acara warga. Menurut Jane Ussher, dosen psikologi kesehatan wanita di Western Sydney University, tabu terhadap menstruasi adalah sesuatu yang telah berjalan sangat lama dan dilakukan di berbagai macam budaya serta negara.
ADVERTISEMENT
“Menstruasi (telah lama) diasosiasikan dengan (sesuatu yang) kotor, menjijikan, dan memalukan, bahkan menakutkan bagi beberapa orang,” kata Ussher kepada ABC News.
Padahal menstruasi sebenarnya adalah kondisi normal yang terjadi setiap bulan pada wanita. Saat dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi luruh.
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
'Gubuk Menstruasi' di Nepal (Foto: Prakash Mathema/AFP)
Meski masih dilakukan secara turun-temurun, nyatanya Mahkamah Agung Nepal telah melarang tradisi Chhaupadi sejak tahun 2005 sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Dan pada tahun 2017, Pemerintah Nepal telah dipaksa bertindak setelah rentetan kecelakaan yang menimpa para wanita yang diasingkan di gubuk menstruasi.
Kasus Amba Bohara di Bajura, Nepal, bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, ada pula kasus seorang wanita yang meninggal karena digigit ular dan seorang ibu yang kehilangan anak, karena dimakan serigala saat ia tak sengaja meninggalkan bayinya sebentar saja di gudang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu tradisi Chhaupadi milik Nepal ini?