Foto: Kemeriahan Tradisi Rambu Solo di Toraja

18 Februari 2019 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi suku Toraja di Sulawesi Selatan, rasa cinta pada keluarga dan leluhur salah satunya mewujud melalui tradisi pemakaman Rambu Solo yang tak jarang berlangsung megah dan menghabiskan waktu berhari-hari.
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Rambu Solo Toraja menjadi simbol pengorbanan bagi leluhur. Bagaimana tidak, sebab selain keluarga harus ikhlas merelakan kepergian si famili, mereka juga mesti tulus mengeluarkan biaya hingga beratus juta bahkan miliaran rupiah untuk menggelar ritual pemakaman Rambu Solo.
Kerbau untuk acara Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Kerbau untuk acara Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Kerbau untuk acara Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Kerbau bulan sambo ra'tuk. Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
Kerbau untuk acara Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Kerbau bulan sambo ra'tuk. Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
Pengolahan daging di acara Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Rambu Solo kerap diasosiasikan sebagai pesta pemakaman mahal. Kombinasi durasi seremoni yang mencapai 12 hari dengan jumlah kerbau untuk prosesi penyembelihan yang bisa sampai 30-an ekor, membuat biayanya jadi selangit.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan oleh keluarga alm. Thomas Kinda Pabisangan di Tongkonan Bara'ba, di Sanggalangi, Toraja Utara.
Dua belas hari penyelenggaraan artinya berbulan-bulan persiapan, dan berhari-hari sedia pasokan makanan dan minuman bagi semua orang yang hadir dan terlibat. Semua itu berujung pada besaran dana yang fantastis.
Ne' Sando Tato' Dena' Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
Anak lelaki Toraja. Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selama prosesi Rambu Solo berjalan, seluruh anggota keluarga besar dan tamu-tamu yang hadir dijamu makanan berlimpah, mulai sirih, pinang, kopi, teh, kudapan, hingga makanan berat lengkap tiga kali sehari, dari pagi sampai malam hari. Tak ketinggalan, rokok selalu tersedia.
Kala malam menjelang, keluarga akan mengeluarkan ragam minuman. Selain teh dan kopi yang juga disuguhkan pagi-siang hari, ada pula bir dan ballo—sejenis tuak khas Toraja yang disajikan dalam potongan batang bambu. Segala minuman itu hadir sebagai pelengkap jamuan makan malam.
ADVERTISEMENT
Konsumsi berlimpah ini bahkan sudah tersedia sebelum Rambu Solo berlangsung. Sepanjang masa persiapan sejak tahun sebelumnya, seperti ketika masyarakat desa mendirikan pondok, keluarga telah menjamu mereka.
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT