news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Foto: Menapaki Eksotisme Kuburan Tradisional Penuh Tengkorak di Toraja

27 Januari 2019 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tengkorak kepala manusia yang telah berlumut di dalam gua  (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tengkorak kepala manusia yang telah berlumut di dalam gua (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tengkorak kepala manusia dan sisa tulang belulang di Erong Lombok Parinding
ADVERTISEMENT
Erong Lombok Parinding merupakan salah satu pemakaman tradisional Toraja yang dijadikan sebagai objek wisata selain Lemo dan Londa.
Situs pemakaman yang diselimuti pepohonan bambu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Situs pemakaman yang diselimuti pepohonan bambu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Diselimuti hutan bambu, Erong Lombok Parinding menghadirkan suasana misterius, dingin, tapi menenangkan di saat yang bersamaan
Walau dihuni jasad manusia, tulang belulang dan tengkorak di setiap sisinya, Erong Lombok Parinding memberikan sensasi yang jauh dari kata seram. Kesan tenang justru lebih banyak terasa dari hembusan angin, dan bunyi butiran air yang jatuh dari dinding gua.
Kepala manusia disusun berjejer di sebuah peti kayu  (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala manusia disusun berjejer di sebuah peti kayu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Tengkorak kepala manusia dapat kamu temukan di setiap sisi gua. Ada yang tersusun rapi, ada pula yang tergeletak berserakan.
Gua unik dan antik yang dijadikan sebagai situs pemakaman tradisional Toraja ini, diperkirakan telah berusia 700 tahun.
Wujud kepala manusia dengan gigi yang tak lengkap di Erong Lombok Parinding (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wujud kepala manusia dengan gigi yang tak lengkap di Erong Lombok Parinding (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Wujud tengkorak kepala manusia dengan susunan gigi yang tak lagi lengkap
ADVERTISEMENT
Terletak di Dusun Parinding Matampu, Kecamatan Sesean, Erong Lombok Parinding awalnya dihuni Tomangli, anak dari pasangan suami istri Bongga Tonapo dan Datu Banua.
Deretan tengkorak manusia di atas peti mati dari kayu  (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deretan tengkorak manusia di atas peti mati dari kayu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Deretan tengkorak manusia yang disusun bersama dengan peralatan makanannya di atas peti kayu
Pada zaman dahulu, setiap orang yang dimakamkan di Erong Lombok Parinding akan diberi perbekalan, salah satunya adalah peralatan makan dari kayu.
Peti mati untuk pria yang dibuat dengan bentuk perahu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peti mati untuk pria yang dibuat dengan bentuk perahu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Erong dalam bahasa Toraja berarti kuburan yang menyerupai peti mati
Dulunya, Erong digunakan untuk memakamkan penduduk Toraja dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Biasanya, peti tersebut akan diukir sedemikian rupa sebagai bentuk penghormatan terakhir pada anggota keluarga yang meninggal dunia.
Peti mati berbentuk babi yang dulunya digunakan untuk memakamkan perempuan  (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peti mati berbentuk babi yang dulunya digunakan untuk memakamkan perempuan (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Peti mati berbentuk babi yang dulunya digunakan untuk memakamkan perempuan
ADVERTISEMENT
Untuk memakamkan jenazah pria, biasanya peti yang digunakan berbentuk perahu. Untuk membuatnya, penduduk Toraja biasanya menggunakan kayu cendana.
Dimakamkan di dalam peti bersama dengan peralatan makan dari kayu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dimakamkan di dalam peti bersama dengan peralatan makan dari kayu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Meski tidak sepopuler situs pemakaman Toraja lainnya, Erong Lombok Parinding menjadi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi
Menurut penuturan Sima Batara, pemandu wisata dari Toraja, gua alam Erong Lombok Parinding dulunya menjadi pemakaman penduduk dari beragam desa. Sayang, situs ini sudah tak lagi digunakan sejak ratusan tahun lalu.
Sisa tulang dan tengkorak manusia dalam gua Erong Lombok Parinding (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sisa tulang dan tengkorak manusia dalam gua Erong Lombok Parinding (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Hawa lembab di situs Erong Lombok Parinding membuat dinding gua maupun tengkorak manusia di dalam gua alam ini dipenuhi lumut
Saat berkunjung ke tempat ini, sebaiknya kamu menggunakan sandal gunung atau sepatu agar tidak terpeleset. Terutama jika kamu datang pada musim hujan.
Kepala manusia yang tersisa dari pemakaman ratusan tahun yang lalu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala manusia yang tersisa dari pemakaman ratusan tahun yang lalu (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan)
Kepala tengkorak yang memiliki jahitan di atas ubun-ubun diperkirakan adalah jasad manusia yang meninggal dalam usia yang masih muda
ADVERTISEMENT
Selain dihuni kepala tengkorak dan tulang belulang, situs Erong Lombok Parinding juga dipenuhi tumpukan kayu berbagai rupa, dan ukiran yang telah lapuk dimakan waktu.