Geliat Gunungkidul Jadi The Next Balinya Yogyakarta

1 Oktober 2018 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahana gondola 1997 di Pantai Timang. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wahana gondola 1997 di Pantai Timang. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gunungkidul digadang-gadang akan menjadi The Next Bali Baru berikutnya. Mengapa?
ADVERTISEMENT
Karena karakteristik daerah Gunungkidul yang hampir sama dengan Bali, menjadikan tempat ini sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata seperti Bali. Tidak hanya Bali yang memiliki deretan pantai-pantai yang indah, Gunungkidul juga memiliki pantai-pantai yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Banyak pantai-pantai cantik di Gunungkidul yang sudah mulai populer, seperti misalnya Pantai Indrayanti, Pantai Timang, Pantai Pok Tunggal, dsb. Itu hanya beberapa contoh dari pantai-pantai di Gunungkidul yang sudah mulai terkenal di kalangan wisatawan dan tidak menutup kemungkinan akan ada pantai-pantai lainnya yang kini sedang dikembangkan di Gunungkidul.
Pantai Timang di Gunungkidul. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Timang di Gunungkidul. (Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan)
Jika melihat potensi wisata yang ada di Gunungkidul, karakteristik daerah ini kurang lebih sama dengan yang ada di Bali. Daerah yang terkenal dengan perbukitan kapurnya ini kurang lebih hampir sama dengan di Nusa Dua, Bali.
ADVERTISEMENT
"Nusa Dua awalnya adalah daerah berkapur, kering kerontang dan mungkin juga tidak ada nilainya. Tetapi begitu pemerintah membangun kawasan Nusa Dua yang dikembangkan oleh Bali Tourism Department Corporation akhirnya menjadi seperti itu, karakter seperti ini juga dimiliki oleh Gunungkidul," ujar Cyrillus Harinowo selaku Pengamat Ekonomi dan Mantan Komisaris Bank Central Asia saat ditemui kumparanTRAVEL di Hotel Radika Paradise, Gunungkidul, Yogyakarta belum lama ini.
Karena berada di daerah gunung kapur, Gunungkidul menyimpan banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah. Dari sekian banyak pantai yang ada di sana, kurang lebih ada sekitar 22 pantai di Gunungkidul memiliki keunikannya masing masing.
"Di sepanjang Gunungkidul ini banyak sekali pantai-pantai. Di Gunungkidul mungkin ada sekitar 22 public beach yang bisa dikatakan unik karena kenapa? Formasi batuannya itu berbeda-beda. Kira-kira seperti itu," ujar Harinowo pada kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Gunungkidul diprediksi akan terus mengalami perkembangan dari segi pariwisatanya. Sehingga hal itu tentunya akan berimbas terhadap sektor ekonominya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sana.
Geliat pariwisata di Gunungkidul sudah mulai terlihat, apalagi jika nanti bandara baru di Yogyakarta akan dibuka pada tahun depan. Hal ini tentu akan menambah jumlah wisatawan yang berkunjung, entah itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Maka tak mengherankan apabila Gunungkidul nantinya menjadi salah satu destinasi yang mungkin akan go internasional seperti Bali.
Goa dengan panjang 350 meter dan lebar 5 meter. (Foto: Flickr / Rakhmad Maulana Yusuf)
zoom-in-whitePerbesar
Goa dengan panjang 350 meter dan lebar 5 meter. (Foto: Flickr / Rakhmad Maulana Yusuf)
Sebagai contohnya adalah Gua Pindul. Tadinya tempat wisata tersebut belum terkenal sama sekali. Namun, setelah dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat yang juga bekerja sama dengan masyarakat, Gua Pindul saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi jika Gunungkidul nantinya mendapatkan perhatian serius dari pihak-pihak terkait, tentunya bukan tidak mungkin Gunungkidul akan menjadi salah satu The Next Bali Baru berikutnya yang ada di Yogyakarta.
Apalagi daerah Gunungkidul yang sangat luas dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia tentunya menjadi nilai tambah untuk sektor pariwisata Gunungkidul itu sendiri.
"Gunungkidul itu panjang sekali ada sekitar 72 km garis pantainya dan setiap hal itu berbeda-beda sekali. Saya yakin betul akan jadi kawasan yang pesat. Lima tahun pasti berubah 10 tahun sangat berubah," tutup Harinowo.