Gereja Indah di Tengah Danau Reschensee

3 April 2018 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danau Reschensee (Foto: Flickr / Polcio)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Reschensee (Foto: Flickr / Polcio)
ADVERTISEMENT
Jika ke Italia sempatkanlah berkunjung ke Danau Reschensee. Selain menyuguhkan pemandangan berupa pegunungan dan udara yang sejuk, ada hal lain yang membuat danau ini begitu unik.
ADVERTISEMENT
Bukan warna air danau yang sering berubah atau hewan langka yang hidup di dalamnya. Melainkan, bagian tengah danau terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai lonceng gereja.
Cerita berawal sejak zaman Romawi. Saat itu ada sebuah kota bernama Graun dan Reschen yang berada di pegununga Alpen, letaknya dekat dengan perbatasan Italia dan Swiss.
Gereja di tengah Danau Reschensee (Foto: Flickr / Klaus M)
zoom-in-whitePerbesar
Gereja di tengah Danau Reschensee (Foto: Flickr / Klaus M)
Pada tahun 1939 sebuah perusahaan listrik bernama Montecatini ingin membuat danau buatan sedalam 22 meter. Perusahaan ingin membuat danau demi menambah keperluan listrik.
Untuk membuat danau tentunya perusahaan membutuhkan sebuah lahan. Pihak perusahaan ingin menyatukan dua danau alami, yaitu Reschenee dan Mittersee.
Dengan menyatukan dua danau berarti desa yang berada di sekitarnya harus ditenggelamkan. Tentunya desa yang memiliki 163 rumah, gereja yang indah dengan menara lonceng yang menjulang tinggi harus hilang.
Panorama Danau Reschensee (Foto: Flickr / Pat)
zoom-in-whitePerbesar
Panorama Danau Reschensee (Foto: Flickr / Pat)
Beragam reaksi dari warga timbul, dan mayoritas warga tidak setuju dengan hal ini. Mereka pastinya akan kehilangan tempat tinggal, tanah kelahiran, hingga pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Tetapi pada akhirnya, di tahun 1950 warga mengalah dengan merelakan Desa Graun yang berada di lembah ditenggelam. Akhirnya ratusan rumah dan lahan perkebunan seluas 523 hektare tenggelam.
Danau Reschensee ketika musim dingin (Foto: Flickr / Photo Tractatus)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Reschensee ketika musim dingin (Foto: Flickr / Photo Tractatus)
Warga yang tadinya bermukim di desa pun pindah ke dataran yang lebih tinggi, letaknya juga masih berada di sekitaran desa lama.
Menara lonceng ini menjadi satu-satunya bangunan yang masih bisa dilihat oleh warga. Tentunya pemandangan unik ini menarik perhatian. Dan ketika musim dingin, air di danau ini akan membeku yang memungkinkan para pegunjung bisa menyentuh lonceng gereja.