Gili Trawangan yang Kini Mulai Bangkit Setelah Gempa

24 Februari 2019 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
ADVERTISEMENT
5 Agustus 2018, gempa bumi berkekuatan 7,2 magnitudo mengguncang Pulau Lombok dan mengakibatkan bagian Lombok Utara rusak parah, tak terkecuali destinasi wisata Gili Trawangan.
ADVERTISEMENT
Listrik padam, air laut naik, rumah-rumah warga hancur, hostel dan hotel yang menjadi tempat menginap para wisatawan pun tak luput mengalami rusak parah.
Akibatnya, seluruh orang, termasuk wisatawan yang berada di Gili Trawangan dievakuasi meninggalkan pulau. Bahkan, setelah gempa besar tersebut, Gili Trawangan bak pulau mati yang seolah tak berpenghuni.
Sisa kerusakan di Gili Trawangan, Selasa (7/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tak ada aktivitas di sana, yang ada hanya puing-puing bangunan yang runtuh. Perekonomian berhenti, pariwisata seolah tak lagi menggeliat di sana, bahkan banyak masyarakat enggan kembali ke Gili Trawangan karena rasa trauma yang menghampiri mereka.
Evakuasi Warga di Gili Trawangan, Selasa (7/8) Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun, itu enam bulan lalu, tepat saat gempa bumi meluluhlantakan Gili Trawangan. Kini, salah satu pulau paling indah di Indonesia itu mulai bangkit kembali, menawarkan pesonanya yang mampu membuat siapa pun yang datang ke sana merasa jatuh cinta.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga yang kumparanTRAVEL lihat saat berkunjung ke Gili Trawangan atas undangan Kementerian Pariwisata, Kamis (21/2). Saat speedboat yang kami tumpangi mulai mendekati Gili Trawangan, hamparan pasir putih yang berpadu dengan laut biru kehijauan sudah menyambut.
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Tak terlihat lagi pantai yang berantakan karena gempa bumi, tak terlihat lagi raut panik dan putus asa wisatawan yang ingin segera meninggalkan Gili Trawangan, tak ada lagi bangunan hancur, walau masih terlihat ada puing di beberapa bagian di sana.
Justru, yang kumparanTRAVEL lihat adalah suasana Gili Trawangan sebelum gempa mengguncang. Restoran mulai kembali beroperasi, pedagang dan tempat penyewaan sepeda kembali menjajakan barang dagangannya, hostel dan hotel pun sudah beroperasi dengan normal.
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Saat berkeliling Gili Trawangan, banyak bangunan sudah pulih kembali. Di beberapa penginapan terlihat wisatawan sedang bercengkrama sambil menikmati sarapan. Bahkan, tak sedikit wisatawan yang sedang berjalan sambil membawa tas, menunjukkan bahwa mereka baru saja tiba di Gili Trawangan.
ADVERTISEMENT
Tak tampak raut khawatir dan takut di wajah mereka, meskipun Gili Trawangan pernah diguncang gempa besar. Yang ada raut bahagia karena bisa menikmati indahnya pantai dan suasana di Gili Trawangan, seperti yang dirasakan oleh Douglas.
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Pria asal Amerika Serikat yang datang bersama pasangannya, Rebecca itu menuturkan bahwa tak merasa khawatir berlibur di Gili Trawangan.
"Kami sudah hampir seminggu di sini, sebelumnya beberapa hari di Gili Air dan Gili Meno. Kami tidak merasa khawatir ada gempa, karena gempa bisa terjadi di mana saja. Saya sering merasakan gempa, karena di Amerika Serikat juga sering diguncang gempa," terang Douglas, ketika berbincang dengan kumparan di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2).
Ya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan masih belum sebanyak dibandingkan sebelum diguncang gempa.
Emanuel Prasodjo Adji, GM Aston Sunset Beach Gili Trawangan ketika berbincang dengan kumparan, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Keadaan ini juga diamini oleh Emanuel Prasodjo Adji, General Manager Aston Sunset Beach Resort Gili Trawangan. Menurutnya, wisatawan yang datang ke sana masih belum banyak, meskipun sudah ada peningkatan sejak awal Januari lalu.
ADVERTISEMENT
"Wisatawan yang ke Gili Trawangan saat ini hanya sekitar 900 orang per harinya, jauh berbeda jika dibandingkan dulu sebelum gempa. Saat itu, jumlah wisatawan yang ke sini per hari sekitar 3 ribu orang, bahkan saat high season bisa mencapai 5 ribu orang per hari," ujar Emanuel, saat berbincang dengan kumparanTRAVEL di Aston Sunset Beach Resort Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2).
Lebih lanjut, Emanuel juga menuturkan bahwa saat ini Gili Trawangan masih didominasi oleh wisatawan asing. "Gili Trawangan baru mulai banyak dikunjungi lagi sejak Januari ini dan masih didominasi wisatawan asing. Sayangnya tidak banyak wisatawan Indonesia, mungkin karena mereka masih trauma akibat gempa. Saat gempa Agustus lalu, memang Gili Trawangan sedang didominasi oleh wisatawan lokal," lanjutnya.
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Masih sepinya wisatawan yang datang ke Gili Trawangan juga turut membuat pedagang di sana merugi. Banyak pedagang yang harus bersabar karena pendapatan mereka jauh berkurang dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Wisatawan baru mulai kembali normal dua bulan ini, sebelumnya sepi sekali. Sebelum gempa saya bisa mendapatkan penghasilan Rp 1 juta per hari, tapi sekarang sehari paling hanya mendapat Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu," tutur Aminudin, salah satu pedagang di Gili Trawangan.
Tetapi, sepinya wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan tak semata hanya karena gempa bumi saja. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Brat (NTB), Lalu Mohammad Faozal, masih sepinya wisatawan karena Januari-Februari merupakan low season dan juga kebijakan bagasi berbayar yang turut berdampak pada turunnya jumlah wisatawan ke Gili Trawangan.
"Kita tidak bisa berasumsi sepinya wisatawan akibat gempa, karena dampak gempa itu sudah selesai di Lombok. Kedua, seluruh atraksi wisata di Lombok sudah kembali normal, kecuali Gunung Rinjani yang saat ini ditutup dari Januari-Maret karena cuaca," ungkap Lalu Mohammad.
ADVERTISEMENT
"Tertekannya pariwisata kita sekarang ini murni bukan karena dampak gempa saja, tapi karena kondisi global, yaitu harga tiket yang sudah tidak terkontrol ke berbagai destinasi termasuk Lombok, dan juga dampak bagasi berbayar," tambahnya.
Suasana di Gili Trawangan, Lombok, Kamis (21/2). Foto: Andari Novianti/kumparan
Untuk itulah, saat ini Dinas Pariwisata NTB terus melakukan promosi untuk mengembalikan Lombok, khususnya Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno agar kembali dipenuhi wisatawan.
"Promosi kita saat ini masif, kita juga melakukan penjualan dengan teman-teman stakeholder. Sekarang ada Indo Fest di Jakarta, kita kirim teman-tema ke sana untuk promosi juga," tutur Lalu Mohammad.
Terlepas dari bencana yang pernah menghampiri Lombok, beragam destinasi wisata, termasuk Gili Trawangan masih menyimpan pesona indah yang jadi magnet wisatawan untuk kembali lagi ke sana.
ADVERTISEMENT