Gubernur Bali Akan Keluarkan Standar Etika Wisatawan

13 Agustus 2019 20:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster di DPRD Bali, Rabu (10/7). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster di DPRD Bali, Rabu (10/7). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali, Wayan Koster, semakin geram oleh ulah para turis asing yang berbuat onar. Saking geramnya, Koster akan mengeluarkan standar etika berwisata di Pulau Dewata ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, Koster belum merinci idenya ini. Rencananya, etika ini untuk menertibkan kelakuan aneh turis ini.
“Itu menunjukkan pariwisata kita di Bali harus ditata secara menyeluruh harus mulai tertib keseluruhannya, menyangkut penyelenggaraan di destinasi, menyangkut juga para prilaku para wisatawan, etika dan estetikanya di Bali itu juga kita berikan pedoman sesuai standar,” kata Koster di Bali, Selasa (13/8).
Gubenur Bali, Wayan Koster. Foto: Denita br Matondang/Kumparan.
Terkait aksi Nicholas Carr (26), WN Australia yang minum 20 botol vodka hingga menabrakkan diri ke kendaraan dan melukai warga turut memperpanjang masa geram Koster. Dia mengaku, akan mengundang seluruh para pelaku wisata termasuk duta negara membahas standar etika ini.
“Kalau ngontrol orang per orang tentu tidak bisa tapi kita melakukan standarisasi. Maka saya mengundang semua pelaku pariwisata dan para Konsul agar semua warga dari berbagai negara yang datang berwisata ke Bali itu tertib menghormati budaya masyarakat kita,” ujar dia.
Gubernur Bali, I Wayan Koster menyampaikan sambutan saat mendampingi Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah pemangku desa, tokoh adat, agama dan warga di Taman Budaya Bali, Denpasar. Foto: Dok. Istimewa
Koster mengaku, salah satu penyebab masih banyak turis asing nakal ini adalah tata kelola pariwisata yang masih amburadul. Misalnya, masalah promosi wisata hingga penanganan turis yang belum satu komando.
ADVERTISEMENT
“Karena itu pengaturan yang belum bagus. Nanti kita buat standarisasi sedang dibuat standar penyelenggara kepariwisataan menyangkut secara keseluruhan. Memang sudah terjadi kemerosotan. Tidak bisa secara parsial menyelesaikan ini harus menyeluruh,” ujar dia.
Dia membantah bila kualitas turis ke Bali menurun karena bebas visa. “Belum tentu juga banyak negara yang menerapkan visa bebas. Tapi menurut saya ini lebih kepada pengaturan bagaimana para wisatawan itu tertib. Itu perlu dilakukan,” ujar dia.