Ini Alasan Jalur Pendakian Gunung Rinjani Batal Dibuka Pada April 2019

1 April 2019 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan Gunung Rinjani Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Gunung Rinjani Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jalur pendakian Gunung Rinjani yang seharusnya akan dibuka pada April 2019, ternyata harus ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui bersama, Gunung Rinjani merupakan salah satu yang ikut terkena dampak akibat gempa Lombok pada Juli 2018 silam. Lantas mengakibatkan jalur pendakian Gunung Rinjani yang sedianya akan dibuka pada April 2019, terpaksa harus ditunda.
Hal ini menyusul kondisi faktor cuaca dan jalur pendakian yang belum normal, serta masih terjadinya rentetan gempa di sekitar Gunung Rinjani.
Gempa tersebut juga menyebabkan longsor di beberapa titik di sekitar jalur pendakian yang kemungkinan dapat mengancam keselamatan para pendaki.
Kondisi di jalur pendakian Gunung Rinjani Foto: Dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
“Jalur pendakian di Gunung Rinjani belum bisa dibuka untuk awal April 2019,” ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha Gunung Rinjani, Dwi Pangestu saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Kesimpulan tersebut diambil setelah Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) dan pihak terkait ikut dalam tim survei pada 16–18 Maret untuk melihat kondisi terkini di sekitar jalur pendakian Gunung Rinjani.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, mengenai pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani akan dilakukan setelah menunggu hasil keputusan dari survei lanjutan oleh tim survei BTNGR dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana atau PVMBG pada April mendatang.
Kondisi di jalur pendakian Gunung Rinjani Foto: Dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan dari pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), setidaknya ada dua jalur pendakian di Rinjani yaitu jalur Sembalun dan Senaru yang kondisinya masih belum aman bagi para pendaki.
Ada beberapa retakan tanah yang terjadi di sekitar jalur Senaru di Gunung Rinjani. Jalur ini dinilai masih layak untuk kegiatan pendakian tetapi hanya sampai Pelawangan Senaru dengan catatan tidak kamping di Pelawangan (bibir kaldera). Sementara itu, untuk jalur menuju Danau Segara Anak masih terputus dan tidak dapat dilewati.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di jalur Sembalun, kondisinya juga masih belum normal karena di sekitar jalur Sembalun hingga Pelawangan Sembalun terjadi kerusakan di sebanyak 14 titik di mana tiga di antaranya rusak berat sehingga membuat tim survei haris membuat jalur alternatif.
Sebagian besar lereng menuju Puncak Rinjani juga longsor yang mengakibatkan tertutupnya dua mata air di sekitar area gunung yaitu mata air Pelawangan dan mata air Sambor. Selain tertutupnya dua mata air tersebut, sebagian besar kondisi jalan di Plawangan Sembalun juga rusak berat.
Kondisi di jalur pendakian Gunung Rinjani Foto: Dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Akibat kerusakan yang terjadi di dua jalur pendakian Gunung Rinjani , para pendaki harus mengurungkan niatnya untuk mendaki ke Gunung Rinjani menunggu hasil keputusan dari pihak BTNGR.
“Pascagempa minggu lalu atas rekomendasi PVMBG dan forum rapat kemarin akan dilakukan survei berikutnya. Pembukaan jalur menunggu hasil survei berikutnya,” ujar Dwi.
ADVERTISEMENT
Karena itu dari hasil diskusi tersebut BTNGR menyepakati untuk dilakukan survei kembali. Tentunya guna memastikan layak atau tidaknya jalur untuk aktivitas pendakian melalui Sembalun dan Senaru.
Jalur Senaru di Gunung Rinjani Foto: Dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Lebih lanjut, para penyedia jasa wisata dan stakeholder terkait juga sepakat mengenai penutupan sementara di jalur pendakian Gunung Rinjani dan mereka setuju untuk dilakukan survei lanjutan.
"Kalau survei berikutnya pada April dan hasil rapatnya boleh dibuka maka bisa jadi jalur pendakian akan dibuka pada bulan berikutnya. Namun jika belum bisa, maka jalur pendakian untuk sementara belum bisa dibuka bagi pendaki," tandas Dwi.