Jalan Liku Kota Tua untuk Diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO

23 April 2018 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Tua yang akan diajukan UNESCO. (Foto: Flickr / AdityaRezaa_)
zoom-in-whitePerbesar
Kota Tua yang akan diajukan UNESCO. (Foto: Flickr / AdityaRezaa_)
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 nampaknya menjadi tahun yang baik bagi pariwisata di Indonesia. Bagaimana tidak? kabar baik ini datang dari Lombok dan Sukabumi. Dua objek wisatanya yakni Gunung Rinjani dan Geopark Ciletuh baru saja mendapatkan pengakuan UNESCO.
ADVERTISEMENT
Berbagai rintangan dan jalan yang panjang telah berhasil dihadapi oleh gunung dan geopark indah ini. Hingga akhirnya pada April 2018 semua kerja keras dan perjuangan membuahkan hasil.
Sayangnya, tak seperti Gunung Rinjani dan Geopark Ciletuh, nasib baik belum berpihak pada Kota Tua dan Pulau Onrust. Kedua objek wisata asal Ibu kota Indonesia itu masih harus berjuang lebih keras lagi.
Dilansir ANTARA, kawasan Kota Tua yang dahulu digunakan sebagai pusat perdagangan di Asia pada abad ke-17 sudah seharusnya menjadi warisan dunia. Namun, sejak diajukan pada 2015 lalu, hingga kini usaha dan jerih payah belum membuahkan hasil.
com-Kota Tua (Foto: PT Triadiksi)
zoom-in-whitePerbesar
com-Kota Tua (Foto: PT Triadiksi)
Hal ini lantaran masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi pada kawasan Kota Tua agar diakui UNESCO sebagai jalur perdagangan yang digunakan VOC.
ADVERTISEMENT
Renovasi bangunan-bangunan di Kota Tua adalah hal utama yang harus diselesaikan. Bahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno pun sudah meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan segera merevitalisasi Kota Tua.
"Pada zaman dahulu, Kota Tua bukan hanya pusat perdagangan di Asia Tenggara, melainkan juga di dunia. Makanya, kami ingin Kota Tua segera direvitalisasi," ucap pria kelahiran 48 tahun lalu itu.
Gedung-gedung di kawasan Kota Tua. (Foto: Flickr / Kurniawan Biantoro)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung-gedung di kawasan Kota Tua. (Foto: Flickr / Kurniawan Biantoro)
Tentu, dirinya yakin jika sudah direvitalisasi, UNESCO akan menyetujui Kota Tua sebagai warisan budaya. Sandi juga terus mendorong Dinas Pariwisata dan Kebudaayan DKI Jakarta untuk membuat perencanaan yang terperinci.
Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut meminta Dinas Pariwisata untuk menginventarisasi pemilik gedung tua agar dapat direvitalisasi.
Lagi-lagi, kendala masih harus dihadapi Kota Tua untuk diakui UNESCO. Untuk merevitalisasi gedung-gedung di Kota Tua prosesnya cukup sulit, karena sebagian besar bukan milik Pemerintah Provinsi DKI.
Bangunan di Kota Tua. (Foto: Flickr / Agus Pelani)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan di Kota Tua. (Foto: Flickr / Agus Pelani)
ADVERTISEMENT
"Sekitar 50 persen dimiliki oleh BUMN, dalam hal ini Perusahaan Perdagangan Indonesia, kemudian 48 persen dimiliki oleh swasta dan perseorangan. Hanya 2 persen gedung di kawasan tersebut dimiliki Pemprov DKI," ucap Norviadi Setio, selaku Kepala Unit Pengelolaan kawasan Kota Tua.
Tentunya hak merevitalisasi gedung adalah hak dari empunya gedung. Dan tugas dari Pemprov DKI hanya mensosialisasikan dan mengimbau sang pemilik untuk melakukan revitalisasi.
Tak sampai di situ, masalah juga muncul lantaran gedung-gedung milik pribadi atau perseorangan itu statusnya banyak yang tak jelas. Bahkan, ada yang tak ditemukan ahli warisannya hingga ada yang ditinggalkan begitu saja.
Gedung-gedung di kawasan Kota Tua. (Foto: Flickr / Kurniawan Biantoro)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung-gedung di kawasan Kota Tua. (Foto: Flickr / Kurniawan Biantoro)
Terutama di belakang kawasan Gedung BNI 46, banyak bangunan dengan kondisi yang parah dan tidak diketahui pemiliknya. Tak jarang ada gedung yang tidak dimanfaatkan lagi, dan ada juga yang atapnya sudah roboh.
ADVERTISEMENT
Jika ingin direvitalisasai juga akan memakan banyak biaya. Dan dalam prosesnya tak boleh mengubah bentuk asli dari gedung-gedung itu.
Namun, Kota Tua tak sendiri, ada Pulau Onrust yang ikut serta 'menemani' sulitnya mendapat predikat sebagai situs warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Pulau Onrust. (Foto: Flickr / randy aditya)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Onrust. (Foto: Flickr / randy aditya)
Bahkan rencana reklamasi turut mengancam Pulau Onrust. Dikhawatirkan dengan adanya reklamasi, akan berdampak dengan berubahnya lanskap asli Pulau Onrust.
Tim penilai dari UNESCO sebelumnya sempat meyambangi pulau-pulau di sekitarannya. Tak lupa, mereka juga menanyakan mengenai komitmen dari Pemprov DKI Jakarta terhadap pelestarian Pulau Onrust.
Menurut Novriadi, dari rencana reklamasi nantinya akan terbentuk daratan baru yang jaraknya 700 hingga 800 meter dari garis pantai Pulau Onrust. Dan dengan hal itu, tentunya dapat menutup alur perdagangan VOC, sehingga gambaran mengenai perdagangan pada masa kolonial tak akan utuh lagi.
Ilustrasi keadaan Pulau Onrust zaman dahulu. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keadaan Pulau Onrust zaman dahulu. (Foto: Wikimedia Commons)
Namun, selain Pulau Onrust, tiga pulau lainnya yaitu pulau Cipir, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelor tak terkena dampak dari adanya reklamasi.
ADVERTISEMENT
Ada pun satu solusi agar kawasan Kota Tua tetap bisa menjadi warisan dunia adalah Indonesia harus menghapus empat pulau tersebut dari proposal. Namun, nilainya bukan lagi sebagai jalur perdagangan VOC.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamudin Ramli, mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta komitmen dari pemimpin DKI. Jika nantinya reklamasi tetap berlanjut, ia berharap agar reklamasi tak akan mengenai pulau-pulau yang diajukan sebagai warisan dunia.
Pulau Onrust. (Foto: Flickr / B10m)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Onrust. (Foto: Flickr / B10m)
"Kalau Pemerintah Provinsi DKI memang bisa berkomitmen dengan itu proposalnya tidak perlu diubah, nanti kami dapat jelaskan kepada pihak UNESCO bahwa pulau-pulau tersebut tidak terdampak reklamasi," ucapnya.
Dan cara terakhir jika dirasa akan kesulitan, maka dengan terpaksa keempat pulau tersebut harus dikeluarkan dari proposal. Ia juga menambahkan jika indonesia akan terus berjuang agar kawasan Kota Tua Jakarta dapat menjadi warisan dunia.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?