Karst Maros-Pangkep Akan Diajukan sebagai UNESCO Global Geopark

14 Juli 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karst Maros Pangkep. (Foto: Instagram/@visit_sulsel)
zoom-in-whitePerbesar
Karst Maros Pangkep. (Foto: Instagram/@visit_sulsel)
ADVERTISEMENT
Geopark Rinjani dan dan Ciletuh-Palabuhan Ratu telah dikukuhkan sebagai UNESCO Global Geopark pada April 2018 lalu. Namun, sebenarnya Indonesia masih memilliki sejumlah taman bumi yang berpotensi menjadi geopark kelas dunia. Salah satunya adalah karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Hal itu dipaparkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Kemenpar siap membantu mengajukan proposal kepada UNESCO dan mendampingi proses persiapannya.
“Tahun ini proposal Geopark Maros-Pangkep kita ajukan ke UNESCO. Kita harapkan tahun depan geopark nasional ini akan menjadi UGG atau Geopark kelas dunia,” papar Arief, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi  Selatan. (Foto: Flickr/Lady Clementine)
zoom-in-whitePerbesar
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (Foto: Flickr/Lady Clementine)
Jika pengajuannya berhasil, Geopark Maros-Pangkep akan menambah daftar UGG yang ada di Indonesia. Saat ini, jumlahnya sudah empat dan merupakan salah satu yang terbanyak di Asia. Di antaranya adalah Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Gunung Sewu, Gunung Batur, dan Gunung Rinjani.
Indonesia juga memiliki tujuh geopark nasional, yakni Kaldera Toba, Merangin, Belitung, Bojonegoro, Tambora, Maros Pangkep, dan Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
“Namun, Indonesia mempunyai potensi sekitar 80 geopark, sebagian besar berada di wilayah Sulsel. Dengan dijadikan Geopark Maros-Pangkep sebagai UGG, diharapkan akan memicu geopark di tempat lainnya,” kata Arief Yahya.
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi  Selatan. (Foto: Flickr/Kemal Idris)
zoom-in-whitePerbesar
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (Foto: Flickr/Kemal Idris)
Untuk menjadi UGG, UNESCO mensyaratkan bahwa langkah konservasi berkelanjutan yang dilakukan di situs tersebut harus melibatkan komunitas lokal. Manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dirasakan masyarakat setempat.
Arief menambahkan geopark yang gencar dipromosikan bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara signifikan. Geopark Gunung Sewu Pacitan hingga Geopark Gunung Kidul Yogyakarta, misalnya. Setiap tahun dikunjungi sekitar 4 juta wisatawan.
“Begitu pula Geopark Super Volcano Toba setelah gencar kita promosikan ke wisatawan mancanegara, yang datang kesana naik 300 persen,” kata Arief.
Dalam mengembangkan destinasi geopark kelas dunia, Indonesia juga mem-benchmarking dengan geopark China yang kini mempunyai 140 geopark nasional, 37 geopark di antaranya sudah menjadi destinasi geopark kelas dunia atau UGG.
ADVERTISEMENT
“Dari 37 geopark UGG ini, pariwisata China setiap tahun mendapat pemasukan sekitar Rp 100 triliun. Kita ingin mencontoh China dalam mengembangkan destinasi UGG,” ujar Arief Yahya.
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi  Selatan. (Foto: Flickr/Ikbal Syukroni)
zoom-in-whitePerbesar
Geopark Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. (Foto: Flickr/Ikbal Syukroni)
Demi menggaet wisatawan mancanegara yang berminat khusus pada geopark, Kemenpar gencar melakukan kerjasama dengan negara-negara anggota UGG. Di antaranya adalah Malaysia dan China, untuk membantu promosi.
Pada 2019 mendatang, Kemenpar mentargetkan kontribusi kunjungan geopark sebanyak 1,1 juta wisatawan asing. Jumlah itu senilai 5,5 persen dari target 20 juta kunjungan wisman dengan perolehan devisa sektiar 2 miliar dolar Amerika.