Kuil Bendigo Joss House, Kuil Pelindung Masyarakat China di Australia

18 April 2018 16:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/aciamax)
zoom-in-whitePerbesar
Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/aciamax)
ADVERTISEMENT
Australia menjadi salah satu negara yang terkenal akan bangunan klasiknya. Deretan bangunan tua nan klasik banyak berderetan hampir di seluruh sudut kota Australia. Namun, berbeda dengan di kota Bendigo. Di sini berdiri sebuah kuil China untuk beribadah umat Buddha.
ADVERTISEMENT
Diberi nama Kuil Bendigo Joss House, kuil ini dibangun untuk melindungi penambang China dan telah digunakan selama hampir 150 tahun sebagai tempat beribadah serta pemujaan. Biasanya, umat Buddha umumnya mengunjungi kuil ini di hari-hari biasa sesuai kebutuhannya.
Tidak terbatas pada satu agama saja, kuil ini mencerminkan banyak aliran dalam kepercayaan penduduk China, seperti Taoisme, Confucianisme, dan Buddhisme.
Dikutip dari ABC Central Victoria, Darren Wright, Pengurus kuil Bendigo Joss House, menuturkan bahwa banyak faktor yang membuat pemeluk Buddha datang dan beribadah ke tempat ini, mulai dari meminta kesehatan, kekayaan, anak, memperingati tahun baru China atau bahkan untuk mendoakan nenek moyang.
Kuil Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/Holiday Photos)
zoom-in-whitePerbesar
Kuil Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/Holiday Photos)
Sempat menjadi bagian dari Kamp Ironbark China, kuil ini didedikasikan untuk Dewa Guan-Di. Kuil Bendigo Joss House dibangun pada 1860-an dan dibuka pada 1871. Dijadikan tempat berlindung bagi para penambang emas dari kaum China yang didiskiriminasi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat China di Australia ini percaya bahwa mereka yang datang ke kuil ini akan dirawat oleh dewa Guan-Di, dewa perang dan kemakmuran yang dikenal membawa perdamaian dan keadilan ke China. "Guan-Di adalah simbol persaudaraan, perlindungan, dan perdagangan," tutur Wright.
Pada pertengahan tahun 1800-an, banyak imigran China yang datang ke Bendigo untuk mencari emas, inilah yang membuat kaum China mudah ditemui di Bendigo. Hal ini juga yang mendukung pembangunan kuil pada tahun 1860-an.
Kuil Bendigo dibuat dari batu bata buatan tangan dan diberi cat warna merah yang melambangkan kebahagiaan, kekuatan, dan vitalitas. Kuil ini dibangun dengan tiga ruangan dan menjadi salah satu bangunan bersejarah yang tersisa di Australia.
Tak hanya pemeluk agama Buddha yang mengunjungi tempat ini, Wright juga menuturkan bahwa Kuil Bendigo juga sering dikunjungi oleh masyarakat yang non-buddhis, sehingga memunculkan gosip lucu seperti menjadi tempat berjudi ataupun perdagangan opium.
ADVERTISEMENT
Banyak pengunjung yang datang dengan membawa beban ataupun datang dalam kondisi putus asa, karena masalah keluarga ataupun keuangan dan berkata bahwa mereka mendapatkan keberuntungan setelah berkunjung ke kuil ini.
Persembahan di kuil Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/Oriondlc21)
zoom-in-whitePerbesar
Persembahan di kuil Bendigo Joss House. (Foto: Flickr/Oriondlc21)
Untuk menyatakan rasa terima kasih, biasanya para pengunjung membawa persembahan yang akan diserahkan di atas altar penyembahan. Persembahan ini diberikan dalam berbagai bentuk, seperti buah, manisan, permen, dupa, bir, bahkan babi panggang.
"Ini semua untuk para dewa, dewa-dewa mendapat makanannya dari persembahan yang dibawa orang-orang," tutup Wright.
Bendigo Tram. (Foto: Flickr/denisbin)
zoom-in-whitePerbesar
Bendigo Tram. (Foto: Flickr/denisbin)
Kuil yang terletak di ujung utara Bendigo's Vintage Talking Tram Tour ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Sedangkan untuk hari tertentu seperti Jumat Agung hingga Paskah, kuil ini buka mulai pukul 11.00 hingga 16.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT